Minggu, 25 Desember 2011
Salam bahagia, kompasianer, sahabatku, ini saya coba masuk kembali dan melaporkan dari negeri Singa.
Seemoga tidak ada yang mengacak-acak akun ini lagi, hmmm, salam dan tabik!
Pukul 10.00, tepat sesuai jadwal acara pun dimulai, yakni Pelancaran alias Peluncuran buku Menggapai Cahaya karya Ust Rasman Saridin. Lokasinya di panggung di Singapore Expo. Urusan Pelancaran Buku akan saya kupas pada bagian lain, ya Saudaraku!
Nah, catatan perjalanan yang ini, saya mau menceritakan bagaimana serunya kaum BMI Singapura bergoyang dangdut.
Mengambil panggung terbuka di Hal 6 Singapore Expo. Pembawa acara, hatta, sudah terkenal di Singapore yakni Syed Ibrahim. Memang kocaklah dia cakap Melayu, melontarkan joke-joke yang memikat massa siang itu. Meskipun acapkali di telingaku terasa gatal alias kurang paham, banyak istilah yang baku paham, baku makna, ops apaan tuuuh?
Ada semacam lomba atau ajang adu kehebatan tampil di panggung antara artis (jadian) Singapore dengan Indonesia, Malaysia. Kenyataannya, mereka yang tampil sebagian besar alias didominasi oleh orang Indonesia yang sedang bekerja, domestic helper alias BMI/TKW.
Semuanya kentara sekali kepingin tampil maksimal!
Meskipun ada juga yang tampil hanya menawarkan penampilan fisik, busana serta goyangan aduhay bohaynya belaka. Karena saat dia mengeluarkan suaranya, eh, ndilalah, suara ke mana dan musik di mana. Hehe.
Penampilan tarik suara disertai goyang maut ini diseling dengan semacam lelang barang, hasilnya didermakan untuk pembangunan Projec Program Hira Social yang dikelola oleh Ustad Rasman Saridin dkk.
“Sekarang kita tampilkaaaaan; Hadijaaaaa!”
Ini dari Singapore, suaranya eloklah, dan goyangannya lumayan menyentak.
Ini dari Singapore, suaranya eloklah, dan goyangannya lumayan menyentak.
Namun, begitu dipanggil artis (ehmm, kita sebut saja artis!) dari Indonesia, byaaaar!
Penampilan anak Singapore itu pun lewatlah sudah!
Penampilan anak Singapore itu pun lewatlah sudah!
Apa pasal? Bagaimana tidak, anak Indonesia (jangan mau disebut Indon!) dengan penampilan seronok, busana sangat umbar aurat; mulai dari hotpants ketat, blus superngepas, sampai hanya mengenakan baju tidur tipis dipadankan dengan stoking menyolok.
“Astaghfirullah,” gumam aki-aki di sebelahku, tapi kunampak matanya tetap saja mengarah ke si goyang eplok cendol yang sedang memainkan goyang mautnya di atas panggung.
Wuuuiiiih! Pokoknya, satu demi satu anak BMI Singapura tanding laga eh bergaya, semakin siang semakin meriah dan semakin berani saja penampilan mereka.
Tak kalah dengan artis-artis profesional. Tampaknya mereka sungguh menikmatinya. Seolah-olah inilah ajang pelampiasan ekspresi, kreativitas, dan entah apa istilahnya. Ada yang meniru gayanya Ayu Ting Ting, ada juga bergaya Dupe, JP bahkan Trio Macan.
"Tariiiiik maaaaang!"
"Goyaaang teruuuus sampai pagiiii!"
Beberapa bule yang melintas, sengaja berhenti dan mengambil foto bahkan mensyutnya dengan video. Barangkali sebentar lagi juga muncul di YouTube, entahlah.
Suasana semakin semarak ketika Ridho Rhoma Irama bergabung.
Beberapa penampilan anak si Raja Dangdut pun membuat penonton histeris, teriak-teriak kepingin disalami anak muda dengan wajah bayi itu.
Sungguh, yang jelas mereka bebas, merdeka, lepas tandaaaas; goyaaaaang, maaaaang! (Pipiet Senja, Tampines, Singapore)
Posting Komentar