Ini
ada anekdot bulan puasa, eeh, tentang kambing, saya dengar dari seseorang.
Suatu
hari Epi berpapasan dengan seorang gembala beserta kambingnya.
Epi
bertanya dengan takjub : “Kambing-kambing bapak sehat sekali dikasih makan
apa?”
“Yang mana dulu nih? Kambing hitam atau yg putih?”
“Hitam dulu.”
“Kalo yang hitam makannya rumput gajah.”
“Kalo yang putih?”
“Yang putih juga…”
“Oh gitu, terus kambing2 ini kuat jalan berapa kilo Pak?”
“Yang mana dulu nih? Hitam atau yang putih?”
“Hitam!”
“Kalo
yang hitam 4 km sehari.”
“Yang putih?”
“Yang putih juga…”
“Yang putih?”
“Yang putih juga…”
“Kambing ini menghasilkan banyak bulu gak pak per tahunnya? “
“Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?”
Epi dengan kesalnya, mendengus:”Yang hitam dululah!”
“Yang hitam banyak.10 kg/tahunnya.”
“Kalo yang putih…?”
“Yang putih juga.”
Epi
beneran sudah gak nahan lai, esmosi, eh, emosinya naik ke ubun-ubun.
“Pak,
kenapa selalu membedakan kambing-kambing ini sih? Jawabannya kan sama dan
sebangun!”
“Begini
Dik, soalnya yang hitam itu punya saya….”
“Oh gitu Pak, maaf kalo saya sempat emosi. Lalu kalo yang putih memang punya siapa, Pak?”
“Nah
itu dia! Yang putih juga!”
Gubraaaax
deh, aaah!
Catatan;
sepertinya, ramalan manini; sejak saat itu si Epi menjadi trauma berurusan
dengan yang berjuluk:Hitam dan Putih.
Posting Komentar