Gerangan Dimanakah Rindu Kulabuhkan
Dulu
sekali tatkala aku kanak-kanak
Hanya satu-dua saja yang kudamba
Kalau bukan sosok emak
Niscaya petuah bapak yang menderas
Hanya satu-dua saja yang kudamba
Kalau bukan sosok emak
Niscaya petuah bapak yang menderas
Bak
lahar semesta
Bak api bak lautan
Bak api bak lautan
Bak matahari
Bak rembulan
Dulu sekali tatkala aku kanak-kanak
Bukan mainan yang kucari
Bukan kolecer yang menari
Bukan kesenangan
Bukan yang melenakan
Melainkan dua wajah sejoli
Kami memanggilnya
Emak dan Bapak
Bak rembulan
Dulu sekali tatkala aku kanak-kanak
Bukan mainan yang kucari
Bukan kolecer yang menari
Bukan kesenangan
Bukan yang melenakan
Melainkan dua wajah sejoli
Kami memanggilnya
Emak dan Bapak
Melangkah
jenjang usia
Tiada terasa masa kanak-kanak
Terlampaui sudah
Giliranku melihat wajah mungil
Jiwa-jiwa kecil dalam asuhan
Betapa kerap kudengar kesah
Betapa sering kuhela resah-pasah
Kubalun ketakutan buah hati
Dengan doa dan puja yang kumiliki
Dengan simpanan keibuanku
Meski langkahku sendiri
Tertatih lesi dihajar seringai
Tanpa hati
Tanpa nurani
Sosok itu bukan seperti bapakku
dulu, Cinta
Pantaskah dia kita ikuti?
Patutkah dia kita rindui?
Sebab segala ikhlas telah tuntas
Dikhianati dan dilukai
Dilecehkan dan dipersetankan
Tiada terasa masa kanak-kanak
Terlampaui sudah
Jiwa-jiwa kecil dalam asuhan
Betapa kerap kudengar kesah
Betapa sering kuhela resah-pasah
Kubalun ketakutan buah hati
Dengan doa dan puja yang kumiliki
Dengan simpanan keibuanku
Tertatih lesi dihajar seringai
Tanpa hati
Tanpa nurani
Pantaskah dia kita ikuti?
Patutkah dia kita rindui?
Sebab segala ikhlas telah tuntas
Dikhianati dan dilukai
Dilecehkan dan dipersetankan
Bibirku gemetar
Sekujur tubuh
menggeletar
Bumi dan lautan
bak gelegar
Menghantam
sisi-sisi hati
Gerangan
dimanakah rinduku dilabuhkan?
Aku ingin
menjerit
Aku ingin
meradang
Biarkan segala
pedih-perih
Mengawang langit
Membadai nyeri yang melesak jauh
Di dalam dada ini
Gerangan dimanakah rinduku dilabuhkan?
Gerangan dimanakah rinduku dilabuhkan?
Diriku bagaikan elang tua
Terbang dalam angan-angan
Cakarku tinggal goresan patah
Namun aku takkan pernah
Kalah dan menyerah
Rinduku mengalir senantiasa
Dalam sosok-sosok mungil
Kepada siapa bisa kupanggil
Malaikat-malaikat kecil
Di sinilah
ternyata
Seluruh keluh
membusai
Pada lahan mengurai rindu
Pada lahan mengurai rindu
Yang tak kunjung usai
Bilik Hati, Pipiet Senja, 10 November 2012
sungguh menyentuh dan menyeluruh :)
BalasHapusPosting Komentar