Kairo, 4 Juli 2013
Ketika rakyat Amerika Serikat merayakan Hari Kemerdekaan, adalah rakyat Mesir yang tidak pasti. Beberapa warga yang dekat dengan penginapan kami, ketika diwawancarai mengatakan bahwa mereka tidak tahu mau dikemanakan negeri Kinanah ini.
Namun yang pasti, junta militer Selasa, 3 Juli 2013, malam tadi mewartakan bahwa Presiden Mursi telah digulingkan. Bunyi petasan dan kembang api segera tampak marak di langit Kairo, terutama di kawasan Tahrir Square yang diduduki jutaan massa penentang Presiden Mursi.
Semalam menjadi pesta yang sangat meriah dengan musik khas Mesir.
Berita mengerikan, menyeramkan pun berseliweran. Kasus pelecehan terhadap pendemo perempuan meningkat. Salah satu korbannya adalah seorang wartawati Belanda.
Pihak KBRI sudah mengingatkan WNI agar menjauhi kawasan-kawasan yang penuh dengan ketegangan, intrik dan kriminali tersebut. Baik di Tahrir Square maupun di kawasan yang dijejali pendemo kubu pro Mursi yang tak jauh dari Wisma Nusantara.
Saya dan teman-teman penulis, jurnalis dan broadcaster dari Radio Republik Indonesia yang kebetulan datang memenuhi undangan panitia Semesta Menulis, masih aman berada di sebuah penginapan di kawasan Madinatul Nasr.
Siang ini, agendanya kami akan mengisi Simposium Timur Tengah:"Pendidikan dan Demokrasi Dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme". Simposium ini sedianya akan disi oleh para pemateri pejabat tinggi NKRI seperti; Yusuf Kalla dan Mahfud MD.
Akhirnya istilah Simposium diubah drastis menjadi: Dialog Terbuka.
Panitia menawarkan kepada kami untuk tampil pada simposium ini. Sastri Bakry, seorang sastrawati yang kebetulan juga pejabat tinggi, staf khusus Kemendagri kami dukung untuk tampil. Bersama Sastri direncanakan akan tampil petinggir RRI: Zulhaqqi Havidz dan Muhammad Anhar. Tentu saja sebagai jurnalis Irwan Kelana drai Republika akan tampil.
Saya bingung, mau bicara apa dan apa kapasitas saya dalam simposium sekeren ini. Saya pikir bukan bidang saya, maka saya mau menjadi penonton sajalah. Sebagai saksi sejarah perubahan politik yang sedang terjadi di Mesir, negeri pertama yang mengakui kemerdekaan NKRI.
Insya Allah, 5 Juli dan 6 Juli, saya akan tampil pada acara puncaknya; Semesta Menulis.
Selamat berjuang dan berkontribusi, Rekan!
(Laporan pagi hari, Madinatul Nasr-Kairo, Pipiet Senja)
Namun yang pasti, junta militer Selasa, 3 Juli 2013, malam tadi mewartakan bahwa Presiden Mursi telah digulingkan. Bunyi petasan dan kembang api segera tampak marak di langit Kairo, terutama di kawasan Tahrir Square yang diduduki jutaan massa penentang Presiden Mursi.
Semalam menjadi pesta yang sangat meriah dengan musik khas Mesir.
Berita mengerikan, menyeramkan pun berseliweran. Kasus pelecehan terhadap pendemo perempuan meningkat. Salah satu korbannya adalah seorang wartawati Belanda.
Pihak KBRI sudah mengingatkan WNI agar menjauhi kawasan-kawasan yang penuh dengan ketegangan, intrik dan kriminali tersebut. Baik di Tahrir Square maupun di kawasan yang dijejali pendemo kubu pro Mursi yang tak jauh dari Wisma Nusantara.
Saya dan teman-teman penulis, jurnalis dan broadcaster dari Radio Republik Indonesia yang kebetulan datang memenuhi undangan panitia Semesta Menulis, masih aman berada di sebuah penginapan di kawasan Madinatul Nasr.
Siang ini, agendanya kami akan mengisi Simposium Timur Tengah:"Pendidikan dan Demokrasi Dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme". Simposium ini sedianya akan disi oleh para pemateri pejabat tinggi NKRI seperti; Yusuf Kalla dan Mahfud MD.
Akhirnya istilah Simposium diubah drastis menjadi: Dialog Terbuka.
Panitia menawarkan kepada kami untuk tampil pada simposium ini. Sastri Bakry, seorang sastrawati yang kebetulan juga pejabat tinggi, staf khusus Kemendagri kami dukung untuk tampil. Bersama Sastri direncanakan akan tampil petinggir RRI: Zulhaqqi Havidz dan Muhammad Anhar. Tentu saja sebagai jurnalis Irwan Kelana drai Republika akan tampil.
Saya bingung, mau bicara apa dan apa kapasitas saya dalam simposium sekeren ini. Saya pikir bukan bidang saya, maka saya mau menjadi penonton sajalah. Sebagai saksi sejarah perubahan politik yang sedang terjadi di Mesir, negeri pertama yang mengakui kemerdekaan NKRI.
Insya Allah, 5 Juli dan 6 Juli, saya akan tampil pada acara puncaknya; Semesta Menulis.
Selamat berjuang dan berkontribusi, Rekan!
(Laporan pagi hari, Madinatul Nasr-Kairo, Pipiet Senja)
Astaghfirullah...
BalasHapusastaga,ada saja org berhati busuk yg mencari kesenangan syahwat ditengah hiru pikuk demo #geleng-geleng kepala
BalasHapusPosting Komentar