Bersama Ketua FLP Lampung, Tri Sujarwo Sangha dan Moderator
Safari Ramadhan :
Gerakan
Berzakat Melalui Goresan Pena
Lampung, 29 Juni 2014
Sejak
4 tahun terakhir, saya terpanggil untuk melakukan kegiatan berbagi ilmu
kepenulisan pada bulan suci Ramadhan. Berkeliling pesantren ke pelosok Tanah
Air. Itu keinginannya, tapi anehnya lebih sering kembali ke kawasan Jatim dan
Madura. Demikian berkali-kali hingga Ramadhan kali ini, akhirnya plus Lampung.
Untuk
dana tiket biasanya saya peroleh dari penerbitku. Tapi sejak resign setahun yang lalu dari penerbit
tersebut, kewalahan juga jika harus dari kocek sendiri. Maklum, masih harus
menebus obat mahal pasca transfuse yang tak bisa dihindari sepanjang hidupku..
Dompet
Dhuafa, alhamdulillah berkenan sponsori tiketku kali ini. Bila saya mengusung
misi Gerakan Santi Menulis, maka Dompet Dhuafa dengan program Gerakan Berzakat
Melalui Goresan Pena. Masih kloplah.
Awal
puasa itu, usai makan sahur, saya menuju Bandara Cengkareng diantar putriku. Kali
ini saya mengawalinya ke kawasan Lampung. Butet, putriku wanti-wanti kepadaku
agar menjaga kesehatan. Jangan diforsirlah, nanti ambruklah. Cari pahala sih
boleh saja, tapi harus menakar kekuatan sendiri, de-el-el.
Kubiarkan
dia berkicau, soalnya kalau dibantah, berabelah. Bisa-bisa bukannya diantar ke
Bandara, bagaimana andaikan mendadak banting stir diangkut ke Rscm, nah loh!
Bertemu
dengan perwakilan Dompet Dhuafa, Evi Oktaviani dan Ken Pramita. Kami terbang
masih pagi sekali dengan pesawat Sriwijaya. Tiba dalam tempo 30 menit.
“Kelamaan
jalan dari Depok ke bandaranya,” cetus Evi, alumni F-MIPA Universitas
Indonesia.
“Apalagi
dari Ciputat, lebih dari 1 jam,” sambung Ken, alumni jurusan Sejarah,
Universitas Indonesia. Dara berjilbab apik ini pun sama warga Depok seperti
Evi. Hanya Ken kosan di kawasan Ciputat, agar dekat dengan kantor Dompet
Dhuafa.
“Kami
tadi hanya sekitar 45 menit,” tambah saya tak mau ketinggalan, menambahkan
informasi waktu tempuh. Jangan kaget, jika jalan lewat pukul lima saja dari
arah Cibubur niscaya sudah macet!
Penjemputnya
tak kurang dari Ketua Forum LIngkar Pena Lampung, Sujarwo Sangha, jurnalis
Lampung Pos. Dia tersenyum senang begitu aku bisa mengenalinya, dan segera
melambai ke arahnya.
“Teteh
nanti rehat dulu di kosannya Qori,” ujarnya sambl mengambil alih troli kami.
Rumah
kosan Qori di kawasan perumahan, sebuah bangunan kuno yang sudah tua.
Diperkirakan umurnya lebih separo abad. Qori dalam perjalanan pulang ke rumah
orang tuanya, terburu-buru balik kanan kembali ke kosannya.
Aku
sempat tertidur sampai terbangun saat Qori muncul, menyalamiku sambil meminta
maaf atas keterlambatannya menyambut. Ia seorang mahasiswa Unila, aktivis relawan
anak-anak jalanan.
Asyik sekali dan menambah pengetahuan berbincang dengan
akhwat ini, seputar kehidupan warga miskin di kawasan pantai Lampung.
Akhirnya
kami menuju tempat acara, masing-masing dibonceng dengan motor dan ngebut di
tengah hari bolong yang mendung. Gedung di lantai dua, belakang Alfamart jalan
Ki Maja.
“Selamat
datang di Lampung, ya Teteh,” anak-anak FLP Lampung berebutan menyambut. Ada
yang menyalami, mencium tangan, ada pula yang memelukku erat-erat sambil
berbisik.”Kangeeeen, kangeeeen!”
“Ya,
sama kangen, sudah lama sekali saya tidak ke Lampung.”
Pesertanya
tidak begitu banyak, tapi semua antusias sekali menyimak pembicara. Dompet
Dhuafa Lampung membuka acara di sesi pertama, disusul oleh seorang penerima
kemanfaatan zakat.
Dilanjutkan oleh Evi Oktaviani, sebagai duta Dompet Dhuafa,
memaparkan program Membuka Mata Membuka Hati. Sayang sekali Evi tak bisa
menyetel video profil DD, mengingat tak ada sound
system.
Dalam
keterbatasan sarana elektronik itupun, tetap terasa semangat dan minat
menulisnya. Ada dua peserta cilik, usia 8-10 tahun, keduanya begitu antusias
menyimak. Ketika diminta menulis dengan tema indahnya berbagi, kedua gadis
cilik ini begitu semangat dan mengetik dengan cepat sekali. Terutama Siti
Atikah Azzahra, dalam tempo hitungan menit dia sudah berhasil menyelesaikan
tulisannya.
Dua peserta cilik nyempil di antara kami
Sesuai
rencana, sejak diluncurkan Gerakan Berzakat Melalui Goresan Pena di Hotel
Sofyan, Menteng 21 Juni 2014, kami meminta peserta untuk mengirimkan
tulisannya, paling lambar 3 hari sejak acara dilangsungkan.
Buka
puasa hari pertama Ramadhan kali ini, saya nikmati kebersamaan dengan
teman-teman FLP Lampung di sebuah rumah makan Padang. Alhamdulillah, satu kota
telah disinggahi.
Esok subuh kami sudah akan terbang menuju Surabaya, transit
di Jakarta, lanjut ke pondok pesantren Al Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur.
Adapun
jadwal lengkapnya sbb; 1.Lampung, 2.Al Ishlah Bondowoso, 3.Lirboyo Kediri, 4.Ngasinan
Kediri, 5.SMA Wahid Hasyim-Tebuireng Jombang, 6.Darul Quro-Banyuanyar Madura,
7.Al Amien-Prenduan Madura.8.Al Izzah-Batu, Malang. (Pipiet Senja)
Bahagia ya Teh, akhirnya mampir ke Lampung, sayang yayuk sudah ke Padang, kangeeen banget bisa ketemu lagi,, hiks...
BalasHapusPosting Komentar