Bagi
kalangan penulis, nama Pipiet Senja (penulis senior yang banyak bergiat dalam
kegiatan literasi nusantara dan motivator di kalangan Buruh Migran Indonesia di
Hongkong) tentu tak asing lagi. Pipiet Senja adalah nama pena Etty Hadiwati
Arief, lahir di Sumedang, 16 Mei 1956 dari pasangan Hj.Siti Hadijah dan SM.
Arief (alm) seorang pejuang’45. Novel yang telah ditulisnya ratusan dan puluhan
buku karyanya juga telah terbit.
Pipiet
Senja harus ditransfusi darah secara berkala seumur hidupnya karena penyakit
kelainan darah bawaan, memiliki dua orang anak yang selalu membangkitkan
semangat; Haekal Siregar dan Adzimattinur Siregar. Aktivitasnya saat ini
sebagai anggota Majelis Penulis Forum Lingkar Pena, sering diundang seminar
kepenulisan ke pelosok Tanah Air dan mancanegara. Salah satunya beliau menjadi
pembimbing dan penasihat sejak awal pendirian FLP Turki.
Saya
punya pengalaman tak terlupakan bersama beliau, meski dalam jarak maya,
komunikasi lewat jejaring fiber internet. Ketika awal pendirian FLP Turki,
dengan gencar Teh Pipiet—begitu beliau biasa kami sapa, rajin sekali menagih
karya kami, tulisan yang produktif dari penulis yang siap mental pula, karena
konsekuensi digembleng Teh
Pipiet berarti siap pula dikritik, diminta ini dan itu dalam upaya perbaikan
tulisan.
Saya
sendiri memberanikan diri mengirimkan rangkaian tulisan cerpen bersambung yang
telah beberapa lama bertengger di laman blog pribadi. Alih-alih menjadi
pengalaman pertama menjajaki dunia menulis yang lebih kontinu, saya justru
dengan polosnya mengirimkan email berisi karya mentahan dalam bentuk link blog.
Ulala~ hal ini benar-benar menunjukkan kemalasan dan kepolosan yang teramat
sangat.
Hingga
suatu sore, alih-alih mendapat respon isi tulisan, Teh Pipiet dengan
gamblangnya mengkritik mengenai etika pengiriman naskah kepada saya, Dari A
hingga Z. Calon penulis tidak boleh malas dan manja, harus siap berjibaku
dengan naskahnya sendiri. Bahkan penulis terkenal sekalipun tidak menyerahkan
naskahnya lantas berleha-leha pasrah pada editornya. Menulis itu passion
yang harus diseimbangkan dengan keluhuran.
Sejak
saat itu, setiap kali ingin mengirimkan naskah, entah untuk lomba cerpen atau
sejenisnya (meski jarang yang berhasil), namun saya mencoba lebih berhati-hati,
mundur sejenak meyakinkan bahwa persyaratan minimal untuk sebuah naskah layak
kirim dan layak diproses telah terpenuhi. Setelah menelan pahit ditolak Teh
Pipiet, saya diberikan kesempatan untuk ikut menulis kembali bersama
teman-teman FLP Turki dalam antologi cerpen.
Buku
yang berisi kumpulan berbagai cerpen dari banyak penulis ini diterbitkan oleh
Pipiet Senja Publishing, diedit langsung oleh tim FLP Turki dengan suntingan
tangan penulis senior Pipiet Senja. Dalam salah satu potongan kalimat endorsement-nya,
Pipiet Senja menuliskan untuk mengapresiasi segala karya yang hadir.
Antologi
cerpen berjudul Dari Negeri Dua Benua ini bertabur alur cerita yang beragam,
kombinasi taburan sejarah Utsmani dan juga gambaran modern lika-liku perjuangan
mahasiswa di perantauan ranah Utsmani. Bumi Ottoman yang menyimpan banyak
sejarah juga menjadi unsur intrinsik kuat dalam penajaman latar cerita dari
berbagai cerpen yang termuat. Tentu cerpen ini juga tak luput dari tebaran
kisah cinta dan asam manisnya.
Bersanding
dengan rekan FLP Turki lainnya dalam antologi ini membuat saya bangga,
setidaknya saya berterima kasih kepada Teh Pipiet yang selalu on membangunkan
kami yang tidak produktif menulis. Malu sendiri melihat perjuangan Teh Pipiet
yang seperti nama penanya, sudah berusia senja namun tetap produktif menulis
dan berkarya di tengah perjuangan sakitnya.
Banyak
potensi menulis yang belum tergali, banyak karya-karya yang masih luput tak
termuat, banyak karya yang ada tak jauh dari compang-camping perbaikan. Namun
jika teman-teman semua berkenan membaca buku antologi cerpen rekan-rekan FLP
Turki—yang saya tahu begitu antusias, saya pikir akan ada satu dua masukan
membangun untuk memperbaiki dunia sastra Indonesia yang haus akan sastra
berbudi, sastra berisi dan sastra yang berhikmah.
Jika
tertarik membeli buku antologi cerpen pertama FLP Turki “Dari Negeri Dua Benua”, silakan kontak ke 0856
6918 5619, insha Allah rekan-rekan FLP Turki sangat berterima kasih karena
setidaknya, setiap satu buku yang dibaca telah menyalakan satu obor cahaya
untuk terus menulis dan berkarya.
Salam
hangat dari saya, yang tak akan melupakan Teh Pipiet Senja. Semoga Allah
karuniakan banyak rizki dan nikmat sehat kepadanya.
Fatimah
Azzahra,
Bursa,
Turki
Hari
ke 16 Ramadhan di tahun 2015
Barakallah buku barunya teman2 semoga makin semangat menulis ya...
BalasHapusPosting Komentar