Kuala Lumpur, 3 Oktober 2015
Ketika kanak kanak saya sering dengar bapakku cerita ttg kekejaman PKI. Saat PKI berontak di Madiun, Bapak termasuk prajurit Siliwangi yg ditangkap PKI. Bagaimana kejinya PKI menyiksa dan membunuh teman teman Bapak. Ada yg digorok, dikeluarkan isi perut, ini benar sekali!
Bapak dibebaskan oleh pasukan yg dipimpin Amir Machmud, saat itu pangkatnya Mayor, kalau tak salah ingat.
Ketika jelang G30S, giliran saya menyaksikan Aki, kakek yg ajengan NU, sering dizalimi anak anak muda PKI. Kalau pulang dari Masjid kulihat aki belepotan dg kotoran manusia....
Ah, saya sudah tulis di memoar Dalam Semesta Cinta sebagian yg kualami sendiri.
Anak anak PKI hobi nian membully saya, entah disuruh orangtua atau apalah. Dijedotin kepala ke tembok, ditendang rame-rame atas provokasi si Eneng anak PKI itu, bahkan didorong ke Empang hingga kaki kena batu runcing.
Berbulan bulan tidak bisa jalan.
Pemerintah harus minta maaf kepada PKI dengan ganti rugi triliyunan dari APBN?
Halaaah, preeeeet, ah!
Para mantan Jenderal sekarang yg Dukung PKI itu, siapa saja yaaaak?
Para mantan Jenderal sekarang yg Dukung PKI itu, siapa saja yaaaak?
Mereka itu prajurit kan ya, apa lupa sejarah Brow?
Status Rita ini membuat saya mendadak teringat semua itu.
Maaf? Pasti akan ada yg nyinyir dan sok nasehati, lebih baik memaafkan kan demikian sesuai ajaran Islam. Mudah memaafkan, tetapi yg seharusnya minta maaf itu mereka, para komunis!
Jelang haul kepergianmu Bapak!
Mayor CHB SM Arief, dimakamkam di TMP Cikutra 5 Oktober 1991
Mayor CHB SM Arief, dimakamkam di TMP Cikutra 5 Oktober 1991
Posting Komentar