Pipiet Senja
Setiap kali habis masa berlaku rujukan dari FASKES, pasti aura yang menerobos benakku adalah: lelah!
Ya, karena perjalanan untuk ngedrakuli alias tranfusi jadi pabaliut. Ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh penyintas kelainan darah ini.
Pertama ke Faskes minta rujukan Bpjs. Mending kalau dekat, ini harus dengan Gocar 50 rb-an sekali jalan pp total 100 rb.
Nah, sudah bisa langsung transfusikah? Oh, no!
Harus ke RS Bhayangkara Brimob dulu, Poliklinik Penyakit Dalam ya. Bukan langsung ke bagian rujukan Bpjs.
Sebab aturannya begitu. Melalui dokter Internst baru dikasih rujukan. Malangnya buka praktek pkl 15.00. Antri lagiii, bisa berjam-jam loh. Pernah baru bisa pulang pukul 22.00, sumpeeeeh deh!
Makin sakit dan lemas lungkrah saja nih badan, yang memang sudah ringkih dan Lansia.
Kayaknya kalau kesenggol anak kecil aktif, niscaya bakal ngejoprak nyungsep.
Mit-amit jabang bebi dah!
Sendirian pula tuh. Dua anak sibuk kerja. Para cucu jauh selain Qania yang masih kecil. Tak ada asistenlah, gak kuku!
Dapat rujukan dari dua tahapan, kondisi sudah lemah. Biasanya HB tinggal sekitar 6. Tensi yang sering meledak; 190/70. Amlodipin 10 mg sepertinya gak mempan lagi. Kudu tambah Candesartan 16 mg, Clopidogrel Bisulfate 76 mg dan obat jantung lainnya.
Dari rumah kembali mengandalkan Gocar. Sebab sudah tak mampu dengan angkot lagi pasca operasi lumbar. Kondisiku tambah ringkih; Osteperosis menjalar ke mana mana, Betsie.
Pernah terbangun dalam kondisi tak bisa bergerak sama sekali. Sekujur tubuh terasa kaku dan nyeri luar biasa. Anehnya, sudah tak ada airmata yang tersisa, Sista.
Catatan ini dimaksudkan bukan sekadar mengeluh. Namun lebih kepada protes untuk BPJS. Apakah SOP yang njelimet tiga tahapan itu tak bisa diganggu gugat?
Memang sih berlaku 3 bulan. Tetap saja 3 bulan tempo yang singkat untuk penyintas Thallasemia begini. Bisakah tidak perlu lagi dibatasi tempo berlakunya? Sepanjang tahunlah begitu, pliiƬs, pliiis....
Kami para pejuang kelainan darah begini, kan seumur hidup. Bukan salah bunda mengandung. Sudah takdirnya demikian.
Sudah, ya, habis diluahkan begini serasa ngemplong yeuh hulu. Henteu lieur teuing!
Salam berjuang, anak anak Thaller sejagat. Jangan pernah menyerah. Tetap berjuang, hasilnya biarkan Allah Swt yang menentukan.
Allahu Akbar!
Posting Komentar