Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan melancarkan sejumlah siasat untuk mengalahkan rivalnya, Kemal Kilicdaroglu, dalam putaran kedua pemilihan presiden Turki pada 28 Mei.
Erdogan dan Kilicdaroglu bakal bersaing lagi setelah pada putaran pertama, 14 Mei lalu, tak ada yang mencapai suara mayoritas atau lebih dari 50 persen.
Saat itu Erdogan meraup 49,51 persen suara, sementara Kilicdaroglu mengantongi 44,88 persen suara.
Untuk memuluskan jalannya menang sebagai presiden Turki hingga 2028, Erdogan pun melakukan beberapa hal berikut.
1. Tampilkan video Kilicdaroglu didukung Kurdistan
Erdogan disebut berulang kali menayangkan video Kilicdaroglu didukung Kurdistan saat berkampanye.
Ia mempertanyakan sikap Kilicdaroglu terkait Partai Pekerja Kurdistan (PKK), terutama karena kelompok tersebut dianggap sebagai organisasi teroris.
Erdogan menuding Kilicdaroglu bekerja sama dengan PKK, meski sejumlah pihak sudah mengklaim video itu rekayasa.
"Direkayasa atau tidak, mereka merekam video dengan orang-orang Qandil dan anggota PKK, menunjukkan dukungan mereka ke Kilicdaroglu," kata Erdogan saat wawancara dengan TRT World awal pekan ini, seperti dikutip i24 News.
Kilicdaroglu pun menggugat Erdogan atas video tersebut. Ia menuntut sang petahana ganti rugi sebesar satu juta lira atau Rp746 juta.
2. Gandeng 'kingmaker' Sinan Ogan
Kandidat capres Turki yang kalah, Sinan Ogan, disebut-sebut sebagai 'kingmaker' dalam kontestasi pilpres Turki kali ini.
Pada 14 Mei lalu, Ogan meraih 5,17 persen suara, suara ketiga terbanyak setelah Erdogan dan Kilicdaroglu. Publik pun menebak-nebak kemana pendukung Ogan akan beralih di putaran kedua.
Pada Senin (22/5), Ogan mengumumkan bahwa dirinya mendukung Erdogan. Ia bahkan meminta para pendukungnya untuk memilih Erdogan pada 28 Mei mendatang.
"Saya umumkan kami akan mendukung calon People's Alliance Presiden Recep Tayyip Erdogan dan mengundang para pemilih yang memilih kami di putaran pertama untuk memilih Pak Erdogan, kata Ogan pada Senin (22/5), seperti dikutip CNN.
Keputusan itu disebut diambil berdasarkan musyawarah dengan aliansinya, Aliansi Ancestral.
Namun, salah satu partai yang tergabung dalam aliansi yaitu Victory Party justru condong mendukung Kilicdaroglu.
"Itu pilihan dia. Dia tak mengikat Partai Kemenangan. Kami berbeda dengan Sinan soal masalah ini. Kami serahkan pada kebijaksanaan publik,"ujar Ketua Victory Party, Umit Ozdag kepada reporter, seperti dikutip Hurriyet Daily News, Selasa (23/5).
Dukungan Ogan bagi Erdogan sendiri bukan tanpa syarat. Sebagai imbalan, ia meminta posisi senior di pemerintahan baru nanti, seperti posisi wakil presiden.
3. 'Goreng' isu LGBT
Saat kampanye pilpres pada 4 Mei lalu, Erdogan menggunakan isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) untuk menarik suara konservatif.
"Kami menolak LGBT," kata Erdogan dalam rapat umum di Kota Giresun, Laut Hitam.
Erdogan berkata demikian saat dirinya panen kritik karena krisis ekonomi serta gempa bumi dahsyat yang melanda Turki pada awal Februari lalu.
Dia berusaha memperbaiki citranya dengan menunjukkan nilai-nilai keagamaan konservatif agar memperoleh dukungan warga Turki yang mayoritas Muslim.
"Keluarga itu suci bagi kami. Keluarga yang kuat berarti bangsa yang kuat. Apa pun yang mereka lakukan, cukuplah Tuhan bagi kami," katanya.
4. Tuding oposisi LGBT
Erdogan bahkan berani mengambil langkah ekstrem dengan terang-terangan menuding saingan politiknya gay. Tudingan itu ditujukan terutama pada Kilicdaroglu.
"Kami tahu bahwa Kemal adalah seorang LGBT. CHP itu LGBT. Partai IYI adalah LGBT. HDP adalah LGBT. Sebagai Aliansi Rakyat (koalisi partainya), kami menentang ini," kata Erdogan menyebut seluruh oposisi di pilpres.
Seperti dilansir RT, sebelum ini Erdogan juga sudah pernah menuding Kilicdaroglu dan sekutunya sebagai kelompok yang mendukung hak kaum LGBT.
Erdogan: Jika Kilicdaroglu Menang Pemilu Turki, Teroris Menang
Dia juga melontarkan tudingan serupa dalam beberapa kampanye koalisinya yang lain di Kota Rize.
5. Naikkan upah PNS 45 persen
Lima hari menjelang putaran pertama pada 14 Mei, Erdogan menaikkan upah minimum pekerja publik sebesar 45 persen. Ini disebut-sebut menjadi salah satu taktik Erdogan memenangkan pemilu.
"Kami menaikkan upah sebesar 45 persen, termasuk bagian kesejahteraan," kata Erdogan, seperti dikutip Al Jazeera.
"Dengan demikian, kami menaikkan upah pekerja publik dengan jumlah terendah menjadi TL15.000 (setara Rp11,3 juta)."
Di samping itu, Erdogan juga berjanji bakal terus mengupayakan kenaikan gaji dan pensiun.
Posting Komentar