Pipiet Senja
Prolog
Saya bergabung dengan grup lintas negara jagat literasi.
Anggotanya para budayawan, seniman, penyair, penari, penyanyi, penulis dan pejabat tinggi. Indonesia-Malaysia-Rusia-Australia-Argentina, USA.
Macam-macamlah dibahas dan didiskusikan. Menyebar aura positif, semangat saling menguatkan dan mencerdaskan.
Pagi ini diawali kiriman pantun dari Malaysia, Roslan Madun. Dibalas Dikdik, lanjut Manini.
Ini saya share sajalah karena; inilah grup paling unik dan berbudaya yang saya miliki.
Roslan: Tanam tebu di tepi bukit,
Sebelah barat tidaklah jauh,
Kasih padamu bukan sedikit.
Laut ibarat pasang penuh.
Lebat jambu tepi halaman,
Jambu dikait waktu pagi,
Rindu padamu lama tersimpan,
Rasa nak jerit sekuat hati.
Dengan doa moga sahabat semua dirahmati Allah
Dikdik Sadikin: Naik motor rodanya dua
Dari barat menuju utara
Pagi hari kubuka dengan doa
Tak lupa salam damai sejahtera
Pipiet Senja: Sarapan pagi dengan mie
Pake telor tiga sekali
Maksud hati hendak menyanyi
Apa daya batuk tak kunjung henti
Dikdik Sadikin: Pergi bertamu disuguhi cokelat
Coklat habis pergi sholat Jumat
Assalamualaikum para sahabat
Sambut pagi dengan semangat
Dikdik Sadikin: Ke hutan cari daun katuk
Katuknya dapat kaki terantuk
Teh Pipiet semoga tak lagi batuk
Sehat kembali langsunglah sibuk
Pipiet Senja: Wa alaikumusaalam sahabat
Salam pagi penuh semangat
Semoga kita jumpa kembali
Lintas negara di jagat literasi
Pipiet Senja: Kang Dikdik terima kasih sekali
Sayur katuk tak boleh kukonsumsi
Karena baru transfusi
Tubuh ini penuh zat besi
Dikdik Sadikin: Daun katuk di dalam Peti
Peti diikat dengan tali
Maaf pantun akan berhenti
Karena boarding pesawat ke Bali
Yulia Fitriani: Berjalan-jalan ke Kintamani
Singgah dahulu membeli roti
Selamat jalan buat Pak Dikdik
Semoga berjaya untuk negeri
Posting Komentar