Pipiet Senja
Adalah hari Pahlawan di rumah kita
Sejak kuingat semesta kata
Yang engkau ejakan dengan sabar
Dari sejarah berlembar-lembar
Katamu yang pertama, Bapak:
Takbir!
Meskipun tak mengerti
Kueja kata pertamamu:
Takbir!
Mata elangmu seketika
Menikam langit di atas kepalaku
Dedaunan mendesir tak jemu
Ranting patah di kakimu
Engkau pungut tak buang begitu
Suatu saat ranting patah pun berguna
Katamu kembali:
Takbir!
Aku pun bagai dicucuk hidung
Mengeja kembali kata warisanmu:
Takbir!
Ketika pagi beranjak siang
Senja pun merajalela dalam warna pelangi
Engkau siapkan tiang bendera
Terpancang megah di pekarangan rumah kita yang sepi
Tiada lagi rengek
anak anakmu
Semua berpencar ke pelosok negeri
Bahkan seorang di mancanegara
Cucumu menjadi tentara Belanda
Oh, wahai dimanakah engkau sembunyikan mata elangmu, Bapak?
Usah dukalara
Usah luka jiwa
Semua telah tertoreh
Nyata dengan bintang gerilya
Api revolusi
Semangat juangmu
Jihad fi sabilillah
Nan tak pernah kunjung padamn
Hari Pahlawan kini
Ingin kusampaikan kepadamu
Kami bangga senantiasa
Warisanmu adalah harta tak terbilang
Semata hanya:
Takbir!
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Merdeka!
Depok, 17 Agustus 2023
Posting Komentar