Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini
Selasa, 5 Desember 2023 08:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengungkapkan bahwa pihaknya telah menetapkan lima jadwal debat capres-cawapres untuk Pilpres 2024.
Jadwal pelaksanaan debat capres-cawapres dilakukan pada 12 dan 22 Desember untuk menutup akhir 2023. Kemudian, debat dilanjutkan pada 7 dan 21 Januari 2024. Lalu, debat penutup akan dilangsungkan pada 4 Februari 2024.
Sastrawan Akmal Nasery Basral memberikan catatan khusus dan kritik bahwa dalam tema-tema debat capres-cawapres pada Pilpres 2024 yang disusun KPU sebagai penyelenggara pemilu itu tidak mencantumkan tema mengenai kebudayaan dan kesenian.
“Tema kebudayaan dan kesenian harusnya menjadi salah satu tema debat, karena tidak ada satupun peradaban di dunia termasuk negara-negara modern saat ini yang bisa maju dan dikenal tanpa adanya kemajuan peradaban dan kesenian mereka,” ujar penerima penghargaan _National Writer's Award_ SATUPENA 2021 dan Anugerah Sastra Andalas 2022 untuk kategori budayawan dan sastrawan nasional itu.
Penulis 25 buku itu mengungkapkan, seharusnya KPU, capres-cawapres dan timses masing-pasing pasangan calon itu punya sensitivitas untuk mengangkat tema kebudayaan dan kesenian dalam debat.
“Seharusnya tema kebudayaan bisa masuk dalam tema debat, apalagi belum lama ini pada 20 November lalu, bahasa Indonesia sudah diterima secara resmi sebagai bahasa sidang umum untuk UNESCO,” katanya. “Ini harusnya jadi momentum untuk kebangkitan kebudayaan Indonesia di level internasional,” ujarnya saat dihubungi _Tempo.co_, Selasa, 5 Desember 2023.
Menurutnya, bagaimana caranya kita bisa menjadikan itu kalau untuk debat visi dan misi capres-cawapres saja itu tidak dicantumkan. “Mumpung masih belum dimulai debat itu, ada baiknya KPU merevisi jadwal dan tema debat. Kalau harus dijadikan 5 topik, ada 2 topik jadikan satu, sehingga topik kebudayaan dan kesenian Indonesia sebagai sisi jiwa dan kultural bangsa ini bisa ditampilkan,” kata dia.
Penulis _Serangkai Makna di Mihrab Ulama_, dwilogi novel sejarah Buya Hamka itu mengatakan, “Atau solusi lebih elok dengan menambahkan satu topik lagi, sehingga jadi enam tema debat. Rasanya belum terlambat untuk melakukan itu, karena tanpa adanya topik debat soal kebudayaan dan peradaban, kita tidak bisa mengetahui bagaimana visi ketiga pasangan capres-cawapres itu dan itu merupakan kerugian besar bagi bangsa ini,” kata Akmal.
Ia mencontohkan bagaimana Korea wave atau gelombang Korea melalui Kpop atau drama Korea (drakor) yang mendunia itu tidak terjadi secara kebetulan. “Semua by design, usaha besar-besaran bangsa Korea yang terencana sejak akhir 1990-an dan awal 2000-an untuk mengangkat kebudayaan dan kesenian mereka hingga hari ini bisa bicara d pentas internasional,” ujarnya.
Akmal Nasery Basral mengungkapkan betapa pentingnya visi ketiga calon pemimpin bangsa itu meningkatkan harkat martabat bangsa melalui jalur kesenian dan kebudayaan yang menjadi tiang utama peradaban Indonesia di masa depan, apalagi 2045 dirayakan sebagai satu abad kemerdekaan bangsa dan tahun emas Indonesia."
*Baca lengkapnya di*
https://seleb.tempo.co/read/1805316/debat-capres-cawapres-pilpres-2024-tak-ada-tema-kesenian-dan-kebudayaan-akmal-nasery-basral-kerugian-besar-bangsa-ini
Posting Komentar