Pipiet Senja
Hari ini ingin kujeritkan
Balada hati jelata
Saat para petinggi negeri hebohan
Menghitung hasil rekayasa suara
Pemilu yang dahsyat diacak-acak
Dari hulu ke hilir penuh bau
kotoran para pengkhianat bangsa
Yang rela disetir oligarki demi ambisi pribadi
Hari ini ingin kujeritkan
Balada hati jelata
Saat beras mendadak langka
Kalau pun ada melesat
Harga tak teraih tangan-tangan
Kurus kering menahan lapar
Wahai, para penjilat bangsa
Adakah yang masih peduli pada kami?
Kaum pinggiran yang damba pemimpin bangsa
Jujur, adil, amanah berbagi sejahtera
Wahai para petinggi negeriku
Masih tersisakah sekeping nurani
nan putih bak kapas-kapas di langit biru?
Bukan pasukan arogan yang lancang
menginjak kehormatan ibu Pertiwi
Mengobral murah warisan leluhur kami
Menjual semesta kekayaan
dari Sabang sampai Merauke
Lihatlah!
Burung garuda tak lagi mengepak sayap
di angkasa berkabut
Tiada peduli jelata meringis pedih
Mengikat perut kencang
dengan berlembar selendang
Sembako pun ikut melejit
Tak terjangkau tangan kurus kering
menahan lapar yang melilit-lilit
Adakah teringat kami, wahai kalian
yang asyik pesta pora di Istana?
Hari ini ingin kujeritkan
Balada hati jelata
Anak-anak tersedak menahan isak
Menanti emak pulang cari nasi
sekepal demi sekepal
Tak peduli beras campur batu
Yang penting lagu keroncong rehat dulu
Hari ini ingin kujeritkan
Balada hati jelata
Yang telah berubah
menjadi jarum-jarum kutukan
Menyerbu tujuh turunan
para pengkhianat negeri
Yang doyan makan duit rakyat
Demi mengejar ambisi
dinasti dan anak haram konstitusi
Saatnya lawan kezaliman,
wahai saudaraku sebangsa dan setengah air
Diam kian ditindas dan mati
Mending teriak lantang
Meski diterjang semburan senapan
Tewas pun syahid dinanti para syuhada
di taman surga
Ingat, ingat, ingatlah saudaraku seiman
peganglah amanat para pendiri bangsa
Jangan pernah menyerah
Perangi ketakadilan
Hancurkan kecurangan
Allahu Akbar
Merdeka!
Depok, 2024
Posting Komentar