Silakan sudah bisa pesan 7 seri buku anak
karya Pipiet Senja
Tag Penerbit Luxima
Boleh ke WA 08119948212
Paket Jelajah Nusantara
Usia: 5 – 12 Tahun
Kota Tua Riwayatmu Kini
Pipiet Senja
Ilustrasi
Keluarga Zidan; Ayah, Bunda, Zidan dan Rolin
Ayah, Muslim berumur 35, Konsultan IT
Bunda, Muslimah berumur 35,
Prajurit TNI/Kowal
Zidan, anak laki-laki 11 tahun kelas 6 SD,
cerdas berkacamata
Rolin, anak laki-laki, Balita lucu,
pintar, menggemaskan
Keluarga Qania: Abi, Ummi dan Qania
Abi, Muslim berumur 30, Musisi Nasyid
Ummi, Muslimah berumur 30, Notaris
Qania, anak perempuan 9 tahun kelas 4 SD,
cantik, kreatif
Pengantar
Assalamu’ alaikum wr.wbb.
Selamat pagi, siang, dan sore, Anak Indonesia.
Kita jumpa kembalii dengan Zidan, Rolin dan
Qania.
Pernahkah kalian diajak ayah-ibu untuk
berwisata?
Pasti pernah, ya!
Zidan, Rolin dan Qania diajak Jelajah Jakarta.
Ternyata tidak bisa dijelajahi dalam sehari.
Banyak sekali tempat-tempat menyenangkan
di sekitar Jakarta.
Ada Taman Mini Indonesia Indah.
Ada Dunia Fantasi.
Tak kalah menariknya adalah Kota Tua.
Kota Tua peninggalan zaman Belanda.
Kota Tua yang sangat berbeda kini.
Penasaran, ya, anak-anak Indonesia?
Mari, kita ikut Jelajah Jakarta.
Salam Luar Biasa, Anak Indonesia.
Pipiet Senja
1
Apa kabar, sahabat anak Indonesia.
Semoga selalu dalam ridho Allah SWT
Kali ini kita akan Jelajah Jakarta.
Jakarta Ibukota Republik Indonesia.
Siapkan fisik dan semangat jalan-jalan, ayo!
Ilustrasi: Zidan, Rolin dan Qania mengenakan
pakaian adat Betawi.
2
Pagi itu keluarga Zidan dan Qania sudah siap.
Mereka berkumpul di rumah keluarga Zidan
di Depok.
“Mengapa jelajahnya di Jakarta dulu, Ayah?”
Nah, Zidan kumat banyak bertanya.
“Jakarta adalah Ibukota Republik Indonesia,”
jawab ayahnya.
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania berkumpul
di rumah Zidan, Depok.
3
Bermula kota pelabuhan Sunda Kelapa.
Saat itu dikuasai oleh Kerajaan Hindu
Pajajaran.
Menjadi pusat perdagangan memikat bangsa
Portugis.
Portugis masuk mau membangun benteng di
Muara Ciliwung.
Tahun 1527 Pangeran Fatahillah menguasai
Sunda Kelapa.
Ilustrasi: Ayah Zidan cerita sejarah Jakarta di
depan Zidan, Qania dan Rolin.
4
Pangeran Fatahillah mengubah namanya
jadi Jayakarta.
Jayakarta semakin berkembang pesat.
Bangsa Eropa, Belanda, Portugis dan Inggris
berdatangan.
Abad ke 17 Jayakarta dikuasai oleh Belanda.
Namanya diubah menjadi Batavia.
Ilustrasi: Zidan, Qania dan Rolin penasaran
dengan kelanjutannya.
5
Saat itulah dibangun kanal-kanal di tengah
kota.
Belanda lama juga menguasai Batavia.
Sekitar tiga abad dari 1619 sampai 1942.
Datang Jepang mau ganti nama Jakarta Tokubetsu Shi.
Jepang kalah dan Indonesia merdeka:
”Hidup Jakarta!”
Ilustrasi: Anak-anak bersorak gembira,
mengacungkan kepalan tangan segala.
6
“Tahukah Pahlawan Nasional Jakarta?” tanya
Ayah Zidan.
“Bang Jampang!” kata Qania.
“Si Pitung kaliii!” Zidan menukas.
“Iya, kita sudah nonton filmnya.” Rolin sepakat.
“Itu sih nama tokoh dalam cerita,” bantah Ayah
Zidan.
Ilustrasi: Anak-anak berebut menjawab
pertanyaan Ayah Zidan.
7
Satu Mohammad Husni Thamrin.
Dua Wage Rudolf Supratman.
Tiga Ismail Marzuki.
Empat Abdulrachman Saleh.
Lima Piere Tendean.
Ilustrasi: Anak-anak memperhatikan foto
kelima Pahlawan Nasional Jakarta.
8
Esoknya mereka siap menuju Jakarta.
“Kita mau ke mana dulu, Yah?”
Ayah menepuk jidat.”Oh, itu! Monas!”
“Masih pagi belum buka tiket masuknya, Bang,”
kata Mama Qania.
“Kita ikutan olahraga dulu seperti orang-
orang,” ajak Ayah Zidan.
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania bergabung
Olga di sekitar Monas.
10
Sambil jogging anak-anak menyimak Ayah
Zidan.
Selain Stadion Gelora Bung Karno, GBK.
Jakarta kini punya stadion bertaraf
internasional.
Namanya Jakarta International Stadium, JIS.
Taman seluas 66,6 hektar aset Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
Ilustrasi: Zidan takjub lihat kemegahan Jakarta
International Stadium, JIS.
11
Siangnya mereka naik lift menuju puncak
Monas.
Di lantai bawah ada Diorama.
Sejarah Jakarta sejak zaman dahulu kala.
Semuanya dipajang di dalam etalase.
Dari puncak Monas bisa melihat pemandangan
Ibukota.
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania berada di
puncak Monas.
12
“Kita lanjut Jelajah Kota Tua,” ajak Mama
Qania.
“Di mana itu, Ummi?” Qania penasaran.
“Di seberang Stasiun Kota,” jelas umminya.
“Nah, inilah Kota Tua….”
“Sudah banyak perubahannya….”
Ilustrasi: Zidan dan keluarga memasuki
kawasan Kota Tua.
13
“Di sini ada macam-macam Museum, Nak,”
ujar Ayah Zidan.
“Apa saja, Ayah?” Zidan penasaran.
“Ayo, kita jelajahi saja semampu kaki kita, ya,”
ajak Abi Qania.
“Ayo, siapa takuuut!” sambut anak-anak
kompak sekali.
“Semangaaat!” seru Rolin mengikuti Zidan dan
Qania.
Ilustrasi: Keluarga Zidan menikmati keunikan
Kota Tua.
14
Ayah Zidan memaparkan tentang sejarah
Kota Tua.
Zaman Belanda Kota Tua dikenal dengan nama
Batavia Lama.
Terkenal juga sebagai Permata Asia dan
Ratu dari Timur.
Lokasinya strategis jadi pusat perdagangan
di Asia.
Sumber dayanya melimpah ruah.
Ilustrasi: Zidan, Qania dan Rolin menyimak
sejarah Kota Tua yang dipaparkan Ayah
Zidan.
15
Pada tahun 1972 Gubernur Ali Sadikin
mengeluarkan dekrit.
Kota Tua sebagai Situs Warisan.
Artinya melindungi dan melestarikan arsitek
Kota Tua.
Kini walaupun sudah mengalami perombakan
Masih ada sisa arsitek gaya Eropa.
Ilustrasi: Zidan, Rolin dan Qania berfoto ria
di depan Masjid Fatahillah.
16
Ada Museum Bank Indonesia, Museum
Sejarah Jakarta.
Museum Maritim dan Museum Bank Mandiri.
”Ada Museum Wayang, Museum Keramik
juga!” Seru Zidan
Di Museum Mandiri Qania bersikeras singgah.
“Lihat, ada acara baca puisi. Jadi kangen
Manini,” ajak Qania.
Ilustrasi: Qania serius menyimak acara Literasi,
penyair baca puisi.
17
Kawasan Kota Tua diberlakukan Low Emission
Zone.
“Apa artinya LEZ, Ummi?” Qania bertanya.
“Kawasan rendah emisi. Meningkatkan kualitas
udara,” papar Ummi Qania.
“Jalanan di Kota Tua dilapisi antiskid atau
antilicin.”
“Agar para pemotor tidak lagi tergelincir.”
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania naik
sepeda melintasi kawasan Kota Tua.
18
Ternyata butuh waktu untuk berkeliling di
Kota Tua.
Mereka sudah banyak juga melihat-lihat
lokasinya.
Mulai dari bangunan bersejarah.
Hingga bangunan modern hasil perombakan.
Kota Tua sungguh berseri dengan wajah muda
kembali.
Ilustrasi: Potret Gubernur Anies Baswedan
meresmikan revitalisasi Kota Tua.
19
“Kita istirahat dan makan dulu, ya Yah?” Bunda
Zidan mengingatkan.
“Kita makan di Kafe Nusantara,” ajak Ummi
Qania.
“Aku mau makan Soto Mie Bogor,” ujar Qania.
“Aku suka makanan Padang,” sambung Zidan.
Semua tertawa geli ketika Rolin berkata:”Susu
dulu, Ndaaa….”
Ilustrasi: Zidan, Qania dan Rolin asyik santap
siang di Kafe Nusantara.
20
“Ada penginapan Bobobox di Kota Tua,”
cetus Ayah Zidan.
“Oya, hotel Kapsul itu!” sambut Abi Qania.
“Murah meriah dan nyaman,” lanjut Ummi
Qania.
“Musim liburan begini mungkin sudah penuh,”
kata Bunda Zidan.
“Tenang saja. Ayah sudah pesan online 3
Kapsul,” ujar Ayah Zidan kalem.
Ilutrasi: Zidan, Qania dan Rolin senang sekali
menginap di Bobobox.
21
Esoknya mereka sholat subuh di Masjid Luar
Batang.
Dilanjutkan ke Pelabuhan Sunda Kelapa, Pasar
Ikan.
“Sarapannya hidangan seafood di Pasar Ikan,
anak-anak,” ajak Ayah Zidan.
“Asyiiiik, pesta seafood!” Qania dan Rolin
berjingkrak, girang.
“Heee, alhamdulillah begitu,” tukas Zidan
mengingatkan.
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania beriringan
menuju Masjid Luar Batang.
22
“Kita mau lanjut ke mana sekarang, Bunda?”
Zidan bertanya.
“Kita ke Taman Mini Indonesia Indah,” jawab
Bunda Zidan.
“Kapan ke Dunia Fantasi, Uwak?” tanya Qania.
“Kalau masih siang, kita lanjutkan!” janji
Bunda Zidan.
“Asyik, Dufan!” seru Zidan, Qania dan Rolin.
Ilustrasi: Zidan, Qania, Ayah dan Bunda
memasuki kawasan TMII.
23
Di TMII ada banyak bangunan dan budaya
Indonesia.
Bangunannya disebut Anjungan. Semua
propinsi ada di sini.
Zidan berseru senang diajak naik kereta layang.
“Ini namanya Monorail,” jelas Bunda.
“Seperti nama ayam bakar. Hihi,” komentar
Zidan.
Ilustrasi: Anjungan DKI, Jabar, Jateng, Jatim,
Bali. Dari Sabang sampai Merauke.
24
Begitu turun dari Monorail, Qania merasa
pusing.
“Aduuuuh, pusiiiing!” keluh Qania.
“Sini Qania, mau susu ya?” Rolin menawarkan
susu.
“Iiih, pusing, mual…. Air hangat saja,” pinta
Qania.
Semua jadi heboh membantu Qania.
Ilustrasi: Qania mengusap-usap jidatnya.
Merasa pusing!
Zidan menyodorkan minuman buat sepupunya.
25
“Makanya, jangan lupa makan dan minum,”
sindir Abi Qania.
“Memang sudah waktu makan siang nih?”
Qania menatap ayahnya.
“Iyalah, gak terasa sudah lewat tengah hari,”
timpah Ummi Qania.
”Baiklah, kita makan dulu, ayo!” ajak Bunda
Zidan, tersenyum.
“Asyiiik!” seru Zidan, Rolin dan Qania, kompak
sekali.
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania makan di
tepi danau. Ada warung makan di situ.
26
Kemudian Ayah Zidan mengajak mereka ke
Masjid Agung At-Tin.
“Indah sekali Masjid ini, ya Bunda,” komentar
Zidan.
“Dibangun tahun 1997 digagas oleh Ibu Tien
Suharto,” jelas Bunda Zidan.
At-Tin terinspirasi dari Surat At-Tin.
Diharapkan sebagai oase spriritual
dan intelektual.
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania beriringan
memasuki Masjid Agung At-Tin di TMII.
27
“Masih siang, mari kita lanjutkan ke Dufan!”
ajak Ayah Zidan.
“Eh, apa itu, Ufaaaan?” Rolin celingukan.
“Iiih, bukan Ufan, Rolin. Tapi Dufan!” sahut
Zidan.
Sampailah Zidan dan keluarga di Dunia Fantasi.
“Tiket masuknya mahaaaal!” seru Zidan.
Ilustrasi: Zidan dan Qania berjingkrak
kegirangan diajak ke Dunia Fantasi.
Hari Libur Rp.265.000,- Hari Senin-Jumat:
Rp.235.000,-
28
“Tidak-apa-apa, kita sudah menabung demi
Dufan.” Bunda menenangkannya.
“Begitu, ya? Hmm, baiklah kalau begitu.” Zidan
lega.
“Ummi, banyak sekali orangnya!” keluh Qania.
“Oh, iya ya! Ini hari libur. Antriannya panjang
sekali.” Umminya baru menyadari.
“Kita pilih Wahana yang tidak antri panjang
saja,” saran Abi Qania.
Ilustrasi: Bunda menenangkan Zidan,
mengusap-usap punggungnya.
Qania ikutan mengusap-usap punggung Zidan.
Lucuuu!
29
Setelah susah-payah mencari permainan.
Mereka berhasil naik Ontang-Anting.
Awalnya Zidan dan Qania senang saja.
Lama-kelamaan ayunannya kencang sekali.
“Duuuuh, duuuh!” teriak Zidan, ngeri.
Ilustrasi: Zidan dan Qania ngeri dengan ayunan
kencang Ontang-anting.
30
Para orang tua sibuk menenangkan Zidan dan
Qania.
Zidan merasa: “Kepalaku keleyengan, duuuh….”
Qania pun sama mengeluh pusing dan mual.
Para orang tua kemudian berunding.
“Hampir semua permainan tidak cocok untuk
anak-anak,” cetus Ayah Zidan.
Ilustrasi: Orang tua sibuk berunding sambil
menenangkan anak-anak.
31
“Bagaimana kalau kita ke Istana Boneka?” ajak
Ummi Qania.
“Nah, iya benar sekali Istana Boneka!” seru
Zidan.
“Paling cocok untuk keluarga, ya Nak?” sambut
Bunda Zidan.
“Kita bisa naik perahu bersama, ya Aa Zidan?”
tanya Qania.
Rolin tak mau kalah menyambutnya.
”Asyiiik, naik perahu minum susu!”
Ilustrasi: Keluarga Zidan naik perahu
berkeliling Istana Boneka.
32
Kemudian mereka memasuki ke Sea World.
Senang sekali melihat aneka ikan laut.
Bentuknya indah-indah dan unik-unik.
Rolin sampai loncat-loncat kegirangan.
“Aku mau jadi lumba-lumba, ah!” komentar
Rolin.
Ilustrasi: Zidan, Rolin dan Qania sukacita lihat
lumba-lumba meloncati lingkaran api.
33
“Eh, lumba-lumba bisa berhitung!” seru Zidan,
terkagum-kagum.
“Sekarang lumba-lumba boleh dicium, ya anak-
anak,” suara pembawa acara.
“Qania, ayo, kita cium lumba-lumba,” ajak
Zidan.
“Ayo, ayo. Rolin juga ikut!” Qania menuntun
Rolin.
Bunda dan Ummi mendampingi anak-anak
maju ke dekat kolam.
Ilustrasi: Zidan, Rolin dan Qania gantian
mencium lumba-lumba.
34
Keluarga Zidan dan Qania sholat Maghrib di
tepi pantai.
Ayah Zidan menjadi imam.
Pemandangan senja hari di pantai sungguh
indah.
Bulatan matahari berwarna keemasan.
Semua terdiam karena terpesona.
Ilustrasi: Keluarga Zidan sholat berjamaah di
tepi pantai.
35
“Nah, sekarang kita makan malam,” ajak Ayah.
“Bekal kita sudah habis, Yah,” sahut Bunda.
“Eh, gubraaak deh!” seru Zidan, kocak sekali.
Semua tertawa geli melihat kelakuan Zidan.
“Makan di Kafelah, nanti Abi yang traktir!”
Ajak Abi Qania.
Ilustrasi: Zidan bergaya bodor,
teriak:”Gubraaak!”
36
Akhirnya Jelajah Jakarta usai sudah.
Zidan, Rolin dan Qania tertidur kelelahan di
mobil.
Mereka bersyukur pulang dengan selamat.
“Alhamdulillah wa syukurilah….”
Semua mengucap hamdalah.
Ilustrasi: Ayah menuntun Zidan. Bunda
memangku Rolin. Qania digandeng oleh Ummi
dan Abi. Semua memasuki rumah Zidan di
Depok.
Tip Jelajah Nusantara
·Siapkan bekal makanan, minuman dan kotak
P3K.
·Ajak anak duduk bareng; bahas tujuan jelajah .
·Tanamkan kepada anak makna jelajah suatu
tempat.
·Tidak lupa dengan sholat lima waktu.
Tamat
Posting Komentar