Nuyang Jaimee yang Seksih






Pipiet Senja

Ada banyak grup yang telah kuikuti sejak 2014. Terutama grup perjuangan.

Namun di grup Penyair Seksih inilah, aku menemukan banyak pelajaran. Mengenal berbagai karakter, dengan segala keunikannya adalah langka dalam kehidupan, pergaulan manusia biasa.

Sebab ini gengnya para sastrawati moncer. Bertabur gagasan, cantik dan indah. Baik penampilan maupun otak masing-masing yang moncer dengan seni Literasi.

Sempat aku tanya mengapa namanyw ada istilah seksih?

Apa gak bakal dilecehkan? Karena menguar aura seksi perempuan?

Nuyang dengan luwes santai plus seksih tentunya, menjawab:"Karena kita gengnya perempuan kan memang tampil cantik, seksih hihi..."

Di grup inilah aku kembali jumpa sahabat lama seperti;

Linda Djalil, Rita Sri Hastuti, Ariany Murti, Sastri Bakry dan banyak lagi. Dan bukan hanya penyair, ada pula novelis, pelukis dan penari. Intinya segala jenis seniwatilah. Ocreeeh, Bestie.

Ternyata bukan hanya penyair level Nasional semata penghuninya. Banyak juga dari mancanegara.

Nah, ini dia alasan lengkap resminya dari Nuyang Jaimee sbb:

Ketika salah satu keluarga Penyair Seksih (dan banyak orang) bertanya pada saya :"Kenapa pakai nama Seksih? Bukankah konotasinya kurang baik?"

Inilah jawaban saya :

"Mengapa kita perlu percaya bahwa kita semua adalah seksih?"

Penyair Seksih itu adalah sebuah gerakan, dimana kita mengkampanyekan secara berkesinambungan dalam rangka mengubah image kata "Sexy" (dalam KBBI) yg berkonotasi negatif kita bangun (rekonstruksi) ulang image tsb menjadi istilah "Seksih" dengan konotatif yang lebih positif. 

Pada prinsipnya kita harus bangga dan percaya diri bahwa kita semua adalah manusia seksih (siapapun, no gender, laki atau perempuan, no status sosial, no pangkat jabatan).

Dengan begitu seksih di sini bukan mengacu kepada bentuk fisik, tubuh dan penampilan luar, tapi seksih yg berorientasi pada segala hal yang bersifat dari dalam hati, jiwa dan pikiran. 

Tentu saja semua terepresentasikan dalam sikap, perilaku, mental dan intelektual, cara berpikir, cara memandang, dan cara bersikap. Di mana semua terangkum dalam karya dan kreatifitas yang dilakukan dan dihasilkan.

Seperti itulah kita percaya bahwa setiap orang dari kita adalah "seksih".

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama