Puncak Kejatuhan Pendito Dorna : Skandal Cinta, Kekuasaan dan Pengkhianatan Moral Etika
Dorna sang Pandito Palsu penasehat Moral yang Bejat tidak hanya ada di kisah Wayang
Hanya Cerpen Fiksi yang seperti nyata adanya
Oleh : NoName
Pendahuluan
Pendito Dorna, seorang pria berusia 55 tahun, dikenal sebagai aktivis liberal sukses di Indonesia. Sejak muda, ia menggerakkan banyak orang dengan pidato-pidato penuh semangat tentang kebebasan dan hak asasi manusia. Namun, di balik karismanya, tersembunyi sisi gelap yang kelak menghancurkan dirinya.
Pendito Dorna berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Meski telah menikah dan memiliki anak, keluarganya jarang terekspos publik. Di dunia politik, ia dikenal sebagai dalang di balik skandal manipulasi perhitungan suara dalam election dan boss BuzzerRp, Dengan dukungan kelompok liberal sebagai buzzerRp, ia berhasil menempatkan beberapa politisi liberal di posisi strategis melalui lembaga election, dari tingkat kabupaten hingga pusat.
Awal Kisah Cerita yang Mengagetkan Publik
Masalah mulai muncul ketika seorang wanita yang dikenal sebagai "Wanita Premium," ketua partai kecil, menjalin hubungan asmara dengan Pendito Dorna. Wanita itu dijanjikan kemenangan dalam pemilihan, namun ketika partainya gagal lolos, ia merasa dikhianati. Wanita Premium memutuskan untuk membeberkan skandal mereka melalui media sosial.
Kasus ini menarik perhatian Komisi Etis Tertinggi Negara. Dalam persidangan, Pendito Dorna terbukti bersalah. Namun, alih-alih dipecat, ia hanya mendapat peringatan keras. Ini bukanlah akhir dari kelakuan bejatnya. Hingga empat kasus serupa muncul, semuanya melibatkan skandal seks dengan wanita muda. Setiap kali, Pendito hanya diberi peringatan keras. Akibatnya, masyarakat yang dipimpin oleh aktivis Edi Gareng mulai melancarkan protes besar-besaran, menuntut keadilan.
Konflik Semakin berkembang di Pengadilan
Dalam persidangan kelima yang melibatkan korban bernama Kenawati, Pendito Dorna tampil dengan congkak. Di depan komisi etis, ia mengakui dirinya sebagai bajingan preman dan sesumbar bahwa ia tak mungkin jatuh karena memiliki dukungan kuat. Sikap ini membuat publik semakin geram, terutama karena persidangan disiarkan langsung melalui media TV dan media sosial.
Bukti-bukti yang diajukan sangat kuat: pesan teks, email, foto, dan kesaksian saksi-saksi. Namun, Pendito tetap tenang dan yakin tidak akan menerima hukuman berat. Keyakinannya terbukti benar; komisi etis kembali hanya memberikan peringatan keras.
Klimaks
Ketidakadilan ini memicu kerusuhan nasional. Sistem perhitungan digital kacau, dan manipulasi election semakin jelas. Meskipun lembaga hukum, politik, dan eksekutif berusaha melindungi Pendito Dorna untuk menjaga skenario besar mereka, kelakuan Pendito semakin menjadi-jadi. Ia bahkan tampil sebagai penasihat moral di acara keagamaan yang dihadiri presiden, memberikan nasehat untuk tidak berperilaku asusila seperti binatang, yang semakin memancing kemarahan publik.
Konflik Melandai namun publik terus bersuara
Publik yang dipimpin Edi Gareng tidak tinggal diam. Mereka terus melancarkan protes melalui aksi demo dan media sosial, menuntut pengusutan tuntas terhadap skandal Pendito Dorna. Tekanan publik semakin kuat hingga tidak bisa diabaikan lagi.
HIKMAH
Pada akhirnya, skandal kelima dengan Kenawati menjadi puncak kejatuhan Pendito Dorna. Komisi Etis kali ini tidak punya pilihan lain selain memutuskan Pendito Dorna bersalah dan memecatnya. Namun, putusan ini dianggap terlambat oleh publik. Reputasi Pendito hancur, ia kehilangan pekerjaan, dan keluarganya berantakan.
Dalam refleksinya, Pendito Dorna menyadari betapa ambisinya telah mengaburkan moral dan etikanya. Ia menjadi contoh buruk dari apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang pemimpin.
Reaksi Media dan Masyarakat
Media massa dan masyarakat tidak tinggal diam. Surat kabar, televisi, dan media sosial penuh dengan pemberitaan tentang skandal Pendito Dorna. Masyarakat marah dan resah, melancarkan protes baik melalui aksi demo maupun bersuara di media sosial. Meskipun ada beberapa pengikut setia yang masih mendukungnya, mayoritas masyarakat mengecam keras perilaku Pendito.
Akhir Tragis Pendito Dorna
Pendito Dorna akhirnya kehilangan semua yang pernah ia capai. Skandal besar politik yang ia rancang telah berjalan dan tidak bisa dihentikan, namun dirinya menjadi korban dari ambisi dan kelakuan bejatnya sendiri. Kehidupannya hancur, dan ia menjadi tokoh yang dikenang sebagai
*Klik untuk baca: https://aidigital.id/berita?id_item=585*
Posting Komentar