Syair: Pipiet Senja
Ala AI Oleh Dikdik Sadikin
Tuhan, izinkan aku
Berkisah tentang dukalara sepanjang masa
Ingin aku terbang ke tenggara
Gemawan hitam menghadang kakiku
Ingin aku melayang ke utara
Hujan badai mengguyur tubuhku
Ingin aku berlari ke segala arah mata angin
Sepanjang hari mengambah jomantara
Bagai elang yang tak kenal lelah
Bukan burung pipit yang patah sayap
Sepasang mata lelah membasah
Sekujur badan gemeretak ngilu
Sendi-sendi tulangku
Serasa menusuk sepanjang waktu
Jarum jam bagai memburu tiada henti
Merabu nyeri tak teperi
Hingga serasa telah tiba di ujung waktu
Oh, wahai gerangan kemanakah kusampaikan
Gulana tak terhingga ini?
Gerangan kemanakah kutambatkan
Renjana perpisahan ini?
Tuhan, izinkan aku mengeluh
Tak ingin kidung pilu merasuk kalbu
Tak ingin tembang lara menghunjam langitku
Sejak awal kelahiran
Hingga henti detak jantungku
Oh, wahai gerangan dentang apakah itu?
Menyertai bayang-bayang kematian
Kian mendekat, mendekat
Dan semakin mendekat
Ya Robbana....
Malam semakin kelam
Izinkanlah hamba
Membisikkan pinta
Tak ingin pulang
Sebelum jari-jemari ini
Tuntas mengisahkan
Seribu cerita anak manusia
Mereka yang terpinggirkan dan terlupakan
Tuhan, izinkan aku
Mohon ampunan-Mu
Sebab terlalu banyak mengadu
Hingga serasa jadi orang yang tak tahu malu
*Pasca Operasi Lumban, ICU RSPAD, 2022
Posting Komentar