Usah Khawatir Jika Anak Kita Dicap Telat Mikir



Ayah Edy

Fokus temukan kelebihannya, dan bukan kekurangannya.

Ada seorang ibu yang membuat saya terkagum-kagum dengan ucapannya begini katanya;

"Pindahkan saja anak kita ke sekolah yang mampu menggali potensi anak kita dan bukan hanya mampu menggali lubang kehancuran bagi anak kita."

Sungguh saya termenung membaca komen di atas dari seorang ibu pada sebuah kisah yang saya sharing tentang Joe.

Berikut kisah lain yang jadi ingin saya sharing ulang kepada seluruh pembaca di sini.

Sekali lagi jika memang diaras berguna atau bisa menginspirasi kita semua silakan dibagi-bagikan:

Keluarga Indonesia yang berbahagia,

Beberapa waktu yang lalu di sela2 talkshow sampai usai Feni Rose semangat sekali bercerita; tentang seorang anak kecil yang dulunya oleh Dokter Terapis dan sekolahnya di nyatakan sebagai seorang anak yang LAMBAT BELAJAR atau "Slow Lerner" atau dalam istilah awamnya Telmi "telat mikir".

Anak kecil itu dulu dipanggil Marta.

Satu hal yang menarik kala itu orang tuanya berkata; "Marta sayang, Kita jangan percaya pada apa yang dikatakan para terapis itu ya nak."

"Kamu itu anak hebat, nak mama yakin itu. Nah sekarang mari kita fokus menemukan apa kehebatan kamu itu Nak."

Pesan orang tua Marta pada anaknya, persis dialog Nancy Alliot pada anaknya saat Thomas Edison dinyatakan sebagai anak yang tak mampu mengikuti pelajaran sekolah alias Slow Learner alisa Learning Disability dan di keluarkan dari sekolah kelas 1 SD.

Hingga pada akhirnya Marta dan orang tuanya berhasil menemukan kehebatan Marta kecil, Mereka berdua berhasil menemukan minat terbesar anaknya yaitu dibidang kecantikan dan tata rias.

Setelah itu orang tuanya mengajak seluruh saudaranya mendukung bakat Marta kecil tersebut, dan karena waktu itu mereka masih memiliki dana terbatas maka orang tuanya rela menjual hampir semua perabot rumah tangganya untuk mendukung bakat anaknya hingga akhirnya mengirim anaknya untuk bersekolah di sekolah kecantikan yang dianggap terbaik saat itu.

Waktu itu orang tuanya bertanya "Marta sayang apa yang menjadi MIMPI BESARMU di dunia kecantikan."

Lalu Marta kecil menjawab, "Aku ingin menjadikan Wanita2 Indonesia Cantik Alami di mata dunia, mama."

Ya waktu itu Marta bermimpi bahwa produk kecantikannya itu harus alami dan mewarisi budaya para leluhur, maka setelah kembali dari sekolahnya di Luar Negeri; anak dan orang tuanya pergi ke pelosok2 daerah belajar dari orang2 sepuh di Jawa tentang resep kencantikan ala leluhur raja2 Jawa dahulu kala.

Maka mulailah di tekuni usaha kecil-kecilan untuk memproduksi kosmetik dengan kombinasi pengetahuan International dengan resep kecantikan raja2 Jawa jaman dahulu.

Akhirnya waktu yang membuktikan hasil dari usaha keras anak dan orang tua ini, mereka telah membuktikan pada bangsa dan negaranya juga pada bangsa2 di dunia bahwa dia adalah anak yang berbakat dan sukses bukan seperti yang dikatakan oleh terapis dan sekolahnya bahwa dia adalah anak yang "SLOW LEARNER" atau lambat belajar.

Tahukah anda siapa sesungguhnya anak ini?

Ya persis.

Anak ini sekarang dikenal dengan nama Marta Tilaar... salah satu pengusaha besar kosmetika dan kecantikan di Indonesia.

Saya jadi teringat dulu pernah ada anak yang saya bimbing, sebut saja namanya "Cantiq", anak inipun datang berkonsultasi bersama orang tuanya kepada saya karena disekolahnya dinyatakan sebagai anak yang SLOW LEARNER dan membutuhkan seorang Shadow Teacher untuk membantunya mengikuti pelajaran2 disekolahnya.

Namun kami beserta orang tuanya berhasil melakukan persis seperti yang dilakukan oleh orangtuanya Ibu Marta Tilaar.

Dan sekarang Cantik sudah fokus menempuh studinya di Jepang dengan spesialisasi Design Animasi Manga berbahasa Jepang.

Saya pun jadi teringat dengan orang2 yang masih bersikeras menentang keras pandangan kami (melalui sebuah web site yang di share di fb kita);

bahwa mereka katakan apa yang kami sampaikan adalah sebuah KEBOHONGAN DAN HANYA UNTUK MENYENANGKAN PARA ORANG TUA SEMATA. Apakah anda masih ingat?

Padahal menurut pengalaman kami juga bukti2 sejarah, sesungguhnya TIDAK ADA anak yang bermasalah dengan ADD, ADHD, Learning Disbality atau (Slow Learner).

Malainkan yang ada adalah kita (sistem sekolah dan para gurunya) yang tidak mehami dan tidak mampu menemukan potensi unggul yang dimiliki si anak tersebut.

Sejarah telah membuktikan kembali melalui pengalaman hidup Ibu Martha Tilaar dan puteri yang kami bimbing yang bernama Cantiq.

Ingatlah bahwa susunguhnya kitalah yang harus lebih banyak belajar tentang menemukan kunggulan anak dan bukan malah menghakimi anak dengan label macam-macam. 

Mari kita renungkan bersama dengan hati dan pikiran yang paling jernih, semoga kita bisa belajar banyak dan mengambil hikmah dari kisah ini.

-ayah edy-

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama