Mark Twain yang Hampir Bunuh Diri




Satria Dharma - Penyaji Pipiet Senja

Penulis yang kita kenal dengan nama Mark Twain sebenarnya nama aslinya adalah Samuel Langhorne Clemens (30 November 1835 – 21 April 1910). Mark Twain, adalah seorang novelis, penulis, dan pengajar berkebangsaan Amerika Serikat. Ia adalah anak keenam dari tujuh bersaudara dan hanya tiga di antaranya yang bertahan hingga dewasa.

Mark Twain adalah seorang humoris, novelis, dan penulis perjalanan Amerika. Saat ini dia paling dikenang sebagai penulis The Adventures of Tom Sawyer (1876) dan Adventures of Huckleberry Finn (1885). Ia dianggap sebagai salah satu penulis Amerika terhebat sepanjang masa. Kedua buku ini masing-masing menceritakan anak-anak berusia belasan tahun yang sedang tumbuh.

Pengalaman-pengalaman mereka yang mengasyikkan itu menggambarkan kehidupan di tengah abad kesembilanbelas, dan menceritakan tentang pertentangan-pertentangan yang timbul antara anak muda dan orang dewasa. Seperti kebanyakan dari penulisan Twain, buku-buku ini penuh humor yang satiris 

Karya tulis Twain menantang isu-isu mendasar yang dihadapi Amerika pada masanya; rasisme, lanskap yang terus berkembang, hambatan kelas, akses terhadap pendidikan, dan banyak lagi. 

Beberapa karyanya yang juga terkenal adalah  The Prince and the Pauper, A Connecticut Yankee in King Arthur's Court serta satu buku non fiksinya, Life on the Mississippi. Mark Twain dikenal sebagai Bapak sastra Amerika karena lebih dari dua lusin novelnya yang ditulis sepanjang hidupnya. 

Banyaknya karya sastranya mungkin membuat orang berasumsi bahwa Mark Twain adalah seorang sarjana. Faktanya dia sebenarnya tidak menerima banyak pendidikan formal saat masih kecil. Ia hanya bersekolah hingga sekolah menengah. Salah satu fakta paling menarik tentang Mark Twain adalah ia harus meninggalkan sekolah untuk membantu menghidupi keluarganya setelah kematian ayahnya.

Mengapa Samuel Langhorne Clemens dikenal sebagai Mark Twain? Dia mengadopsi nama pena tersebut pada awal tahun 1863 ketika dia menjadi seorang wartawan di Nevada. Istilah ini mengacu pada hari-harinya di kapal uap, ketika ukuran kedalaman air dinyatakan dengan teriakan awak kapal “Mark Twain...! Tandai dua puluh!”, yang berarti dua depa, atau 12 kaki, kedalaman air yang aman untuk kapal uap. Ia mengadopsinya sebagai nama aliasnya. Ini juga menunjukkan bahwa ia suka hal-hal yang lucu dalam hidupnya.

Mark Twain terkenal karena penggunaan humor dan sindiran dalam tulisannya, sering kali menggunakan teknik ini untuk mengomentari isu-isu sosial pada masanya. Dalam The Adventures of Huckleberry Finn, misalnya, Twain menggunakan humor untuk mengkritik kemunafikan masyarakat Selatan dan institusi perbudakan.

Mark Twain yang bukunya dibaca banyak orang di seluruh dunia adalah seorang manusia hebat dalam sastra. Dia berteman dengan Ulysses S. Grant (Jenderal dan Presiden Amerika Serikat yang ke-18). Pada tahun 1885 ia menerbitkan memoar mantan presiden, yang menjadi buku terlaris dan menyelamatkan janda Grant dari kemiskinan setelah suaminya kehilangan sebagian besar uangnya karena investasi buruk.

Kadang dia berkomentar konyol seperti “Selalu hormati atasan Anda; jika Anda punya”. Dia disebut sebagai pria selebriti modern pertama di Amerika. Pencipta mahakarya yang kini kontroversial “Petualangan Huckleberry Finn” – suka atau tidak suka – adalah orang yang keren, percaya diri, dan berpenampilan tenang. 

Namun itu sangat berbeda ketika Twain dilihat dalam tulisan-tulisannya tahun 1865 dan 1866 yang diteliti oleh para akademisi. Mark Twain pada usia 29 adalah sosok yang bangkrut, pemabuk, sendirian dan depresi. 

Saat itu, Twain tinggal di San Francisco dan menghasilkan $100 sebulan dengan menulis kolom 2.000 kata, 6 hari seminggu untuk sebuah surat kabar bernama Territorial Enterprise. Twain sedang berjuang keras karena tenggelam dalam hutang. Pegadaian setempat memiliki hampir seluruh harta miliknya.

Pada suatu ketika, Twain menulis kepada saudaranya bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk bunuh diri. “Jika saya tidak bisa keluar dari utang dalam waktu tiga bulan,” katanya, “pistol atau racun untuk satu kali saja saya gunakan. Dan saya selesai”. Demikian tulis Twain pada tahun 1865 dalam sebuah surat yang tidak banyak diketahui orang kepada saudaranya. Surat tersebut merupakan salah satu dari banyak karya yang “baru-baru ini ditemukan, diautentikasi, dan disebarluaskan kepada publik,” seperti yang dikatakan SFGate, di Universitas California di Berkeley.

“Dia berada di tengah krisis identitas,” Bob Hirst, editor Mark Twain Project di Berkeley, mengatakan kepada SFGate, situs San Francisco Chronicle. “Dia menghadapi hutang dan tidak memanfaatkan bakatnya. Dia tersiksa karenanya. Dia minum terlalu banyak dan tidak tahu harus berbuat apa terhadap dirinya sendiri. Dia mengira humor adalah sastra tingkat rendah.”

Jadi pada saat kritis tersebut Mark Twain menodongkan pistol ke kepalanya. Tapi dia tidak sanggup menarik pelatuknya. Jadi, dia meletakkan pistolnya dan mengambil pena untuk menulis. Tokoh sastra hebat itu mengalami hari-hari yang sangat kelam di apartemennya yang sepi di San Francisco…

Tak lama setelah kejadian ini, Twain melakukan home run pertamanya. Dia akhirnya bersandar pada kecenderungan humornya dengan The Celebrated Jumping Frog of Calaveras County. Itu adalah karya yang lucu dan diterbitkan oleh New York Saturday Press pada tanggal 18 November 1865. Masyarakat langsung menyukainya dan ini langsung memberinya ketenaran internasional pertamanya. Dan kehidupan selanjutnya adalah sejarah!

Intinya, jika Anda suatu kali sudah begitu merasa putus asa dan merasa ingin mengakhiri hidup Anda maka renungkanlah kehidupan Mark Twain ini. Seandainya ia jadi mengakhiri hidupnya maka kita tidak akan pernah menikmati tulisan-tulisannya yang begitu indah dan menarik. Jadi, ketika keadaan atau kehidupan menjadi gelap, tunggu sebentar, teruslah bekerja dan berharap dan cahaya siang hari akan segera datang.

Ungkapan Mark Twain yang paling saya sukai adalah :

It's not the size of the dog in the fight, it's the size of the fight in the dog. (Yang penting bukanlah ukuran anjing dalam perkelahian, melainkan besarnya keberanian berkelahi dalam diri anjing)

The man who does not read has no advantage over the man who cannot read (Orang yang tidak membaca tidak punya kelebihan dibandingkan dengan orang yang tidak bisa membaca). Jadi tidak ada gunanya kita bisa membaca kalau ternyata kita juga tidak membaca buku. Sama saja dengan orang yang tidak bisa membaca, yaitu sama-sama tidak mendapatkan apa-apa dari membaca. 

Balikpapan, 30 Juli 2024

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama