Patah Tulang Penyintas Thallassaemia: Gerangan Apa yang Bakal Terjadi?

 









Pipiet Senja 

Lagi sendirian sepupu yang biasa menemani, mau cari makan.

Tiba-tiba datanglah dua orang koas.

"Hasil MRI ada tulang patah. Karena Osteperosis. Harus distabilkan...."

Temannya menyambung:"Nanti.ada tindakan."

"Maksudnya apa itu tindakan?" tanyaku tak mengerti.

"Operasi...."

"Lebih detailnya nanti ada dokter bedah yang menjelaskan."

Itu dikatakan dengan sangat enteng. Seolah patah tulang seperti nyolek koreng saja.

"Jadi harus operasi?" tanyaku kayak orang linglung.

"Iya dioperasi, Bu!"

Mereka pun berlalu setelah mengucapkan :"Selamat rehat ya Bu...."

Karuan aku bengong kayak kucing habis masuk gorong-gorong. Cuciaaaan deh, ah!

Patah tulang, operasi....Allahu Akbar dalam umur 68 apa bisa kuat? 

Artinya ini ke-9 kalinya aku masuk ruang operasi.

Bukannya untuk celingukan, Bestie. Ini untuk digergaji lumbarku, eeeh...Macam operasi lumbar di RSPAD 2022.

Apa bisa keluar dengan kondisi sehat dari ICU? Haiiisssh, itu si tulang ngapain pake patah segala, yeeeeh? Kurang suguhan kaleee yeh?

Sekejap aku bagai linglung, ngomong sendiri. Pasien sebelah lagi tidur lelap efek obat antinyeri. Kanker paru-paru. Naaah, deritanya lebih dahsyaaat!

Ngocomang sendiri, sampai kutemukan keikhlasan plus keyakinan: sudahlah operasi ya operasi. Semoga bisa sehat dan jalan kembali.

Masih ada agenda menantiku. Masih harus banyak bersyukur, taubatan nasuhĂ .

Terutama kepingin Umroh bareng Butet, Qania dan menantuku.

Ayolah, operasi, aku tidak takut lagi. Kalaupun berujung dipanggilNya, semoga husnul khotimah.

Lahaola wala quwwata illa bilahi aliyul adhim.

Mohon doakan sahabat Literasiku dan semua saja. Maafkan lahir batin.

Moga kita masih bisa jumpa kembali, walau di medsos.

RSUI, 21 September 2024

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama