Bahaya AI
Dikdik Sadikin
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terus berkembang dengan cepat, tanpa tanda-tanda akan berhenti. Kemajuan teknologi ini akan mengubah kehidupan kita di masa depan—cara kita berinteraksi, menerima informasi, hingga memperkenalkan diri kepada orang lain akan berbeda dari apa yang kita alami saat ini.
Contoh yang Anda lihat di awal video ini adalah hasil dari AI; tampak seperti saya, tetapi sebenarnya itu bukan saya. AI ini hanya memanfaatkan rekaman suara saya dan membuat tampilan visualnya sendiri. Ini adalah salah satu inovasi di tahun 2024, meskipun AI baru populer sekitar tahun 2021. Dalam kurun waktu tiga tahun, AI telah berkembang pesat, dan ini hanyalah awal. Seiring waktu, teknologi ini akan semakin canggih, sehingga apa yang sekarang terlihat kurang sempurna akan terus disempurnakan.
AI memiliki potensi besar dalam memudahkan berbagai aktivitas, tetapi juga membawa risiko, terutama terkait identitas digital kita. Di masa depan, kita mungkin akan memasuki krisis identitas digital, di mana seseorang dapat dengan mudah meniru identitas kita untuk tujuan-tujuan jahat. Populasi pelaku kejahatan siber akan semakin bertambah karena AI memudahkan proses belajar coding, bahkan untuk hal-hal yang berpotensi merugikan orang lain. Contoh sederhana, dengan mengambil beberapa foto dari media sosial, AI dapat membuat video palsu menggunakan wajah kita.
Kejahatan digital ini juga sudah terjadi di berbagai negara. Dua peretas dalam waktu kurang dari sebulan mampu mengakses rekening korban dan menggunakan uangnya untuk membeli rumah atas nama korban tersebut. Ini menunjukkan betapa rentannya identitas digital kita saat ini.
Dalam era digital ini, kita perlu bijak dalam menggunakan internet. Jangan sembarangan membagikan informasi pribadi. Saat mendaftar di situs-situs tertentu yang tidak utama, hindari penggunaan nama asli atau email utama. Demi profesionalitas, mungkin masih perlu menggunakan data asli, tetapi pada platform yang kurang penting, langkah pencegahan ini bisa melindungi kita dari potensi penyalahgunaan data.
Saya pribadi senang melihat perkembangan AI, tetapi saya juga menyadari potensi ancaman di baliknya. Kita akan semakin sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang palsu di media sosial. Bahkan sekarang, sudah ada teknologi yang memungkinkan AI berbicara dengan suara orang lain yang dikenal, sehingga bisa menipu dan mencuri data kita melalui telepon.
Fenomena ini mengingatkan saya pada film Ready Player One, di mana masyarakat hidup dalam dunia maya dengan identitas yang sama sekali berbeda dari kenyataan. Di masa depan, sangat mungkin kita perlu menggunakan identitas fiktif di media sosial sebagai bentuk perlindungan diri. Tantangan ini akan mendorong kita untuk berpikir kritis dan selalu memverifikasi informasi yang kita terima di internet.
Di sisi lain, beberapa pihak berusaha mengembangkan solusi berbasis teknologi blockchain dan identitas digital untuk menangkal risiko ini. Salah satunya adalah World Coin, proyek besar yang mengusung sistem identitas digital berbasis blockchain dengan pemindaian retina untuk memastikan bahwa identitas digital hanya dimiliki oleh satu orang. Proyek ini tentu saja menimbulkan pro-kontra, terutama karena metode verifikasinya yang dianggap terlalu invasif.
Satu hal yang pasti, AI dan teknologi blockchain akan menjadi semakin umum dan terintegrasi dalam kehidupan kita. Edukasi tentang potensi dan risiko AI sangatlah penting, agar masyarakat tidak hanya melihat sisi positifnya tetapi juga menyadari dampak negatif yang bisa muncul.
Di video berikutnya, saya akan membahas lebih lanjut tentang cara aman menggunakan AI serta manfaatnya, khususnya untuk mereka yang baru mulai belajar teknologi ini.
Posting Komentar