Pipiet Senja
Memaafkan sih bisa saja, tetapi melupakan susahnya ampuuunlah!
Lutut yang diinjak dan berbunyi kreeeeek, sempat berbulan jalan ingked ingkedan, kata Mih Ocah mah. Alias jalan gak lurus dan gak benar eeeh…Papareolan kitulah artinya, tanya saja Ummi Iyam.
Beberapa kali ternyata kumat, nyeri sangat nyutnyutan di bagian lutut kiri. Ya, pas di bagian diinjak kuat kuat oleh lelaki bergelar suami itu.
Paranoid parah memang.
Ada nyanyian dan kata kata yang tabu diucapkan di rumah mewah itu, mepet sawah ya.
Seperti lagu Unyil; Nyil, unyil unyil unyil…Pokoknya bikin kaget kalau tak copot jantung juga, sebab mendadak ada yang berbunyi; braaaaak!
Apaan tuh?
Pintu dihajar, Bo!
Kalau bisa ngomong tuh pintu bakal jerit jengker kaleee. Sambil menyuarakan kegeramannya:"Dasar
gila, Embaaat, eeeh!”
Sampai bosan menyuruh tukang pintu. Ujungnya sih dibiarkan sajalah. Sebal kalau ditanya tukang pintu;”Kenapa lagi pintunya, Mak Butet?”
Pernah kujawab;”Ditabrak monyet liar.”
“Aya-aya wae Mak Butet mah. Rusak kayak gini sih ditabrak bagong!”
Heueuh, sidikan eta oge bagong liar, Jang!
Nah, kembali ke kata-kata tabu untuk kuping si beliau. Botak, Gundul dan
Ayam.
Jika ada yang keseleo lidah, mengucapkannya di rumah mepet sawah mepet kuburan itu. Dipastikan bakal terjadi bencana!
Setelah diselidik melalui wawancara dengan emaknya alias Mamer.
Begini-begini aku kan jurnalis juga, eaaaa. Hobi menyelidik wawancara dan mewartakannya setelah pasti beritanya akurat.
Rupanya masa kanak-kanak anaknya si Mamer penuh dengan caci maki, sumpah serapah dan kekerasan oleh sang ibu kandung.
Jadi pelampiasannya diluahkan setelah merit. Serius, dilampiaskan kepada anak bini yang tak tahu apa-apa.
Kalau tahu begitu juga, gw tak bakalan kawin sama dia kaleee, tak hiiih!
Botak gundul gara-gara dibotakkin terus sama emaknya. Ayam gara-gara sering dikatain kayak ayam. Sedangkan lagu Unyil sampai detik ini, aku tak tahu alasannya.
Oya, apa penyebab kegilaannya yang bikin dia injak kakiku? Penasaran kan?
Pagi itu aku lagi nyiangin sayuran di depan TV. Acaranya Berpacu dalam Melodi. Ada pertanyaan dari pembawa acara almarhum, siapa tuh namanya?
Koes Hendratmo!
Musik disetel lagu Unyil. Dijawab pesertanya:”Unyil!” Sambil heboh serentak menyanyikannya dan tertawa riuh.
Aku terbawa merasa geli ikut tertawa. Saat itulah mendadak serangan datang tanpa peringatan.
“Dasar istri sialan! Durhaka kamu gak henti-hentinya ngatain aku…..Setanlah kamu, ibliiiiis!” ceracaunya sambil menyerbu dari kamarnya, dan langsung menginjak kakiku.
Kreeek!
Tak bakalan kulupakan bunyi kreeek tersebut. Hingga detik kutulis curahan hati ini. Kakiku bagian lutut kumat saat sholat Maghrib kemarin.
Berjamaah dengan Zidan dan Rolin, begitu mau sujud ada bunyi dari masa lalu.
Kreeek!
Demikianlah bunyi mengerikan dari masa lalu Manini.
Mana lakonmu, Bestie?
@@@
Posting Komentar