Lebaran Kali Ini
Pipiet Senja
10 Dzulhijah 1445 Hijriyah
Sepekan jelang Lebaran Haji, begitu kami menyebutnya, aku banyak hebohan di RSUI. Hampir tiap hari ada saja urusannya ke rumah sakit terbesar dan terlengkap di kawasan Depok ini.
Pasca transfusi, lanjut ceklab DM dikonsulkan ke poliklinik Endoktrin. Gula darah selalu tinggi, pernah sampai 390. Begitu diinjeksi insulin Nocoravid 12 Unit, sesuai arahan dokter, eeeeh ndilalah.... Wooosh, anjlok Bestie!
Pukul sepuluh malam terbangun dengan kondisi pabaliut. Jantung berdegup kencang, sakit kepala dan mendadak linglung, serius. Nyaris tak bisa berpikir dengan baik dan benar.
Duduk tepekur di sisi tempat tidur, aku masih bisa berzikir. Jadi kuriuhkan mulutku, dadaku kupenuhi dengan ayat-ayat suci.
Laa ilaha ilallah.... Subhanallah....
Allahu Akbar....
Laa ilaha ila anta subhanaka ini quntum minal dzolimin....
Hingga bisa kulantunkan Ayat Kursyi sampai tamat, berkali-kali. Begitu mulai bisa berpikir, kucek gula darah dan tensi. Hasilnya sungguh membuatku terperangah.
Gula 41 dan tensi 201/95!
Mengumpulkan sisa tenaga yang masih kumiliki. Kucoba bangkit dan bisa. Meskipun harus terbungkuk-bungkuk, merayap menuju rak dapur. Gula!
Ya, hanya teh manis yang bisa menormalkan gula darah. Kuraih permen punya cucuku. Mengunyahnya beberapa butir.
Kulirik cucuku yang tidur bersamaku, uyel-uyelan alias desak-desakan. Mamanya lagi tugas ke luar kota. Qania belum mau tidur sendiri di kamarnya di atas, kalau tak ada mamanya.
Ia tampak tidur lelap dan aku tak tega membangunkannya. Sambil minum teh manis dengan gula 3 sendok, kumakan juga wafer.
Sekitar satu jam kuperiksa lagi gula darah: 110. Tensi efek Adalat Oros 30 mg; 170/70.
Tinggal 1 tablet Adalat Oros. Terpaksa kirim WA kepada sahabatku di RS JIH. Alhamdulilah, obat penurun tensi segera kuperoleh esok paginya. Terima kasih tak terhingga, dokter Prita cinta.
Konsultasi ke Kardiolog, harus EKG dan kembali ke poliklinik DM/HT. Harus USG dan ceklab. Ditemukan ada infeksi di saluran kemih. Diberi antibiotik entah sampai kapan. Dana semakin tipis. Belum bisa USG dan ceklab yang tidak terkover Bpjs.
Alhamdulillah, ada rezeki dari Malaysia. Diantarkan, demikian istilahnya, oleh Datk Hashim Yacoob melalui rekeningku. Terima kasih wahai Dato nan budiman. Semoga kian berlimpah rezeki Dato sekeluarga di Negeri Jiran.
Lebaran Haji tahu-tahu kian dekat. Kusaksian terus berita di Tanah Suci. Acapkali merembes airmata, mengenang kisah Hajiku bersama Travel Cordova, 2006.
Umroh dua kali dan Haji sekali. Semua Plus dengan fasilitas mewah. Semua digratiskan, sungguh rezeki dari Langit. Melalui hambaNya yang berhati Bidadari.
"Manini kok puasa Arofah sekarang?" tanya cucuku. "Bukannya besok?"
"Manini ikut kata Prof Satori sajalah."
"Siapa tuh?"
"Pembimbing Haji Manini dulu. Katanya, puasa Arofah disunahkan untuk yang tidak berhaji. Waktunya bersamaan dengan Wukuf di Arofah...."
Ternyata tak ada Masjid yang mengadakan sholat Idul Adha di sekitar rumah kami.
"Jadi sholat Lebaran Hajinya besok, ya Manini?" Cucuku sambil menyiapkan baju Muslim dan mukenanya.
"Iya, solehah...."
"Kok Manini gak masak apa-apa buat Lebaran Haji?"
"Ada opor ayam sedikit. Pake nasi saja ya, cantik...."
Padahal memang dana di ATM tinggal dua ribuan. Semua habis untuk Usg dan ceklab.
Tadi pagi kami berangkat ke Masjid terdekat. Qania tertegun sebentar, saat lihat ada kambing di pekarangan rumah orang.
"Kok gak ada yang ngasih daging buat Manini. Tumbeeen!"
"Husssy!"
"Iya, Manini kan sudah nenek-nenek, gak ada su... su..."
"Nanti kita beli yang sudah matang!" Tukas mamanya mengejar kami menuju Masjid.
Selamat merayakan Idul Adha, sahabat Manini Qania. Semoga kita bisa meneladani pengorbanan, keikhlasan ketakwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Posting Komentar